Sebelum memasuki pejelasan tentang sinergisitas antara Kaedah Hukum-hukum Fisika/Metafisika terhadap Proses Fisiologis yang terjadi dalam tubuh para peserta aktif Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana untuk masing-masing Tingkat dan Jenjang ke pelatihan sebagai kelanjutan dari pemahaman umum tentang gelombang bioelektromagnetik, anatomis tubuh, proses fisiologis dan psichologis tubuh manusia, ada baiknya kami jelaskan sekilas gambaran tentang Tingkat dan Jenjang yang ada di dalam ke Pelatihan Satya Buana, Falsafah dan Niat masing-masing Tingkat dan Jenjang. Ada baiknya juga kami berikan sedikit gambaran umum tentang Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana sebelum kita masuk kedalam materi bahasan sesuai dengan judul buku ini; agar pembaca, pemerhati dan pengamat bahkan peminat, sedikit mendapat gambaran tentang ke- Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana (bagi Peminat yang ingin mengetahui lebih jauh dapat membaca Buku Pedoman Umum Satya Buana, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Pedoman Kepelatihan Satya Buana).
PEDOMAN PELATIHAN DAN SILABUS
Setiap peserta POTD Satya Buana agar proses latihan memberi hasil yang maksimal maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Pedoman Umum Kepelatihan Satya Buana.
Pedoman umum yang harus diikuti dan dilakukan oleh peserta pelatihan yang berlatih harus melalui tahapan latihan sebagai berikut :
1. Melakukan doa pembukaan.
2. Duduk nafas pemanasan.
3. Gerak jurus Pemula dan Tiga Serangkai (wajib untuk peserta di atas TS).
4. Gerak jurus pada tingkat dan jenjang masing-masing. (porsi latihan harus dipenuhi).
5. Pengintian niat dan pelepasan medan niat.
6. Duduk nafas pendinginan.
7. Jurus penutup.
8. Doa Penutup.
Beberapa istilah yang terkait dengan Kepelatihan, yaitu:
NIAT.
Niat adalah suatu akumulasi keinginan yang terprogram di dalam otak dan dikuatkan dalam hati. Di dalam Kepelatihan Satya Buana, Niat adalah sebuah akumulasi energi yang diprogram melalui otak yang tertanam didalam hati dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan didalam khasanah Islam niat merupakan penentu dari setiap perbuatan (amal) seseorang, sesuai dengan Hadis Rasulullah mengatakan: “Segala sesuatu Amal perbuatan seseorang tergantung pada niatnya, jika niatnya baik maka hasilnya akan baik, sebaliknya jika niatnya jahat hasilnya akan jahat juga”. Menurut pandangan pemikir Islam yang mu’tabar dalam membahas persoalan niat dan khusyuk, Muhammad Al-Qardhawi menjelaskan definisi niat sebagai berikut:
- Niat adalah suatu kemauan yang kuat.
- Niat adalah tujuan yang terbetik didalam hati.
- Niat adalah dorongan hati yang dilihat sesuai dengan tujuan, baik berupa rumusan demi mendatangkan manfaat atau menghindarkan diri dari mudarat, baik fisik-material maupun psikis-spiritual.
- Niat adalah tujuan sesuatu yang disertai dengan pelaksanaannya.
- Hakikat niat adalah pengaitan tujuan dengan hal tertentu yang dituju.
Imam Al-Ghazali menyimpulkan pendapat yang berkembang ketika mencba menjelaskan hakikat khusyuk, antara lain adalah: (1). Kehadiran hati, (2). Mengerti apa yang dibaca dan diperbuat, (3). Mengagungkan nama Allah SWT, (4). Merasa penuh harap kepada ALLAH, (5). Merasa malu terhadap-Nya.
Dalam Al-Quran Allah berfirman:
“… Sesungguhnya yang demikian itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu orang yang meyakini bahawa mereka akan kembali (bertemu) kepada-Nya”. (QS. Al-Baqarah [2]: 45-46)
Di dalam Kepelatihan Satya Buana, Niat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Niat meliputi niat umum yaitu yang telah ditentukan dalam hakekat Satya Buana.
b. Niat khusus yaitu niat yang ditentukan di masing-masing tingkat/jenjang atau jurus.
DISIPLIN.
Disiplin adalah suatu pernyataan sikap tunduk dan taat terhadap azas, norma-norma dan aturan yang telah ditetapkan serta dengan kesadaran tinggi melaksanakan sikap tersebut. Sikap disiplin ini sangat dituntut kepada setiap anggota Satya Buana agar proses kepelatihan dapat berjalan dengan baik sehingga tercapai hasil yang optimal. Setiap insan Satya Buana harus mendisiplinkan diri dalam beberapa hal, yaitu :
c. Disiplin mengikuti aturan-aturan pelatihan di antaranya : konsentrasi niat dan dzikir, pernafasan dan gerak-gerak jurus.
d. Disiplin pemenuhan porsi latihan, baik latihan rutin maupun porsi kenaikan tingkat atau jenjang.
e. Disiplin mengikuti aturan atau instruksi pelatih.
KEYAKINAN.
Keyakinan adalah suatu kebulatan tekad yang kuat dari niat yang telah di ikrarkan peserta untuk mempercayai setiap proses kepelatihan yang ia tekuni akan berhasil dengan baik dan bernanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Dalam proses latihan setiap insan peserta latihan harus meyakini apa yang diniatkan dan yang dilakukan akan terwujud baik secara langsung atau tidak langsung tentunya atas ridho Allah SWT.
IKHLAS.
Ikhlas adalah sikap menerima dengan tulus tanpa syarat dan menyadari setiap proses yang terjadi selama mengikuti kepelatihan Satya Buana merupakan sesuatu hal wajar. Setiap proses pelatihan tentunya terjadi suatu proses pelepasan limbah dalam rangka menuju sehat jasmani, rohani dan mental, mewujudkan kondisi fitrah, maka setiap peserta harus ikhlas menerima kenyataan sebagai akibat dari latihan tersebut dan pasrah hanya kepada Allah. Secara rinci ikhlas akan kita bahas dalam sesi tersendiri.
Hakekat ke Pelatihan Satya Buana.
Hakekat Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana adalah suatu usaha manusia dalam rangka menghidupkan dan mengembangkan potensi bioenergi dalam tubuh melalui rangsangan serapan daya inti bumi dan prana alam yang insya Allah dengan ridho-Nya dapat mewujudkan manusia yang utuh dengan kondisi fitrah yang selaras-serasi-seimbang, sehingga secara naluri alamiah berfungsi secara aktif otomatis, menjadikan pribadi yang berjati diri, yang sehat jasmani dan rohani.
9. Tujuan Umum ke Pelatihan Satya Buana.
Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana bertujuan adalah membina para peserta pelatihan secara rohani, mental, fisik dan sosial dengan kegiatan olah raga yang berintikan Olah Tenaga Dalam, sehingga mampu mengenali jati dirinya, memiliki kepekaan yang diridhoi Allah dan mampu mengamalkan kemampuannya untuk kemanusiaan dalam mencapai keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungannya.
1. 1 Tujuan Jangka Pendek.
a. Melaksanakan sosialisasi dan pemasyarakatan Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana di berbagai lapisan masyarakat.
b. Melaksanakan penjaringan penerimaan calon peserta baru Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana untuk setiap periode 4 (empat) bulanan.
c. Memberikan penjelasan tentang hakekat dan tujuan Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana secara jelas dan transparan kepada calon peserta baru maupun masyarakat lainnya.
d. Melaksanakan pelatihan peserta pra-Pemula sesuai dengan silabus dan jadwal yang telah ditetapkan dalam Pedoman Umum Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana.
e. Melaksanakan evaluasi peserta dan penyelarasan peserta Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana dari berbagai tingkatan untuk setiap periode 4 (empat) bulanan.
f. Melaksanakan pelatihan calon pelatih (Training Of Trainer/TOT) dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan jumlah peserta yang semakin meningkat jika dianggap perlu dan peningkatan profesionalisme tenaga pelatih.
g. Melaksanakan kegiatan Bhakti Sosial yang merupakan perwujudan pengabdian masyarakat sesuai dengan hakekat dan tujuan Satya Buana secara ikhlas di bawah rihdo Allah.
h. Melaksanakan kegiatan sarasehan, sosialisasi, seminar dan pengkajian/analisis dalam rangka mempererat tali silaturahmi di antara anggota dari berbagai tingkatan.
1.2. Sasaran dan Out-put (Keluaran).
2.
a. Terlaksananya kegiatan sosialisasi dan pemasyarakatan Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana baik komunikasi antar individu maupun publikasi melalui media cetak, elektronik, spanduk, liflet, brosur dan lain-lain.
b. Terlaksananya penjaringan calon peserta baru Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana untuk setiap periode 4 (empat) bulan.
c. Terlaksananya penjelasan dan pemahaman tentang hakekat dan tujuan Satya Buana kepada calon peserta baru secara baik dan komprehensif.
d. Terlaksananya pelatihan peserta pra-Pemula selama 12 hari untuk setiap periode penerimaan 4 (empat) bulanan sesuai dengan silabus dan jadwal yang telah ditetapkan.
e. Terlaksananya evaluasi peserta dan penyelarasan peserta Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana dari berbagai tingkat untuk setiap periode 4 (empat) bulanan.
f. Terlaksananya pelatihan calon pelatih dan Tenaga peng-Husada (Training Of Trainer/TOT) dan menghasilkan calon pelatih dan tenaga peng-Husada yang professional sesuai dengan tuntutan program yayasan, jika dianggap perlu serta peningkatan profesionalisme tenaga pelatih dan peng-Husada secara berkesinambungan.
g. Terlaksananya kegiatan Bhakti Sosial, meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan peng-Husada terhadap pasien baik di klinik Yayasan maupun di luar klinik.
h. Terlaksananya kegiatan sarasehan, sosialisasi, seminar dan pengkajian analisis keilmuan dalam rangka peningkatan dan mempererat tali silaturahmi antar peserta dari berbagai tingkatan.
1.3. Out Come (Hasil).
a. Meningkatnya ibadah para peserta Satya Buana kepada Allah SWT secara ikhlas sehingga akan kembali kepada kondisi fitrah dengan ridho Allah SWT.
b. Meningkatnya analisa dengan akal/mengenali jati diri dan lingkungan bagi peserta Satya Buana dalam rangka mengantarkan pribadi manusia menjadi hamba yang pandai bersyukur.
c. Terwujudnya kondisi 0 (nol) bagi diri pribadi peserta guna menetralkan gangguan sakit fisik dan jiwa akibat disfungsi organ tubuh, kekacauan metabolisme tubuh atau depresi mental serta menetralisir gangguan luar antara lain niat jahat orang lain, serangan kekuatan ekstra, ilmu hitam, guna-guna, santet dan sebagainya.
d. Terwujudnya kondisi 0 (nol) untuk orang lain khususnya anggota keluarga, menetralisir gangguan fisik dan mental ataupun meneteralisir serangan/gangguan dari luar akibat kesyirikan dan kedengkian orang lain yang bersifat energi ekstra negatif.
e. Terwujudnya kondisi 0 (nol) guna membangkitkan dan mengembangkan potensi indrawi baik panca indra maupun indra ke enam, meningkatkan daya fikir, penalaran, minat dan bakat sesuai dengan kodratnya serta cakrawala pandang yang luas demikian juga meningkatkan keweningan dan keheningan fitrah sukmawi yang ilahiah bagi para anggota.
Metodologi ke Pelatihan.
3. Metode pelatihan pra-Pemula adalah kombinasi dari pola konsentrasi, pola olah nafas segi tiga, pola gerak jurus Satya Buana dan dzikir qalbu “Laa ilaaha illallah” secara ikhlas mengharapkan ridho Allah.
4. Kegiatan kesekretariatan, organisasi/pengkajian/pengembangan ilmu, penjaringan peserta baru, bhakti sosial, pelatihan tenaga pelatih, latihan rutin, bidang usaha, pelatihan pra pemula, evaluasi anggota dan sarasehan dilaksanakan oleh masing-masing seksi yang telah ditetapkan sesuai dengan surat keputusan.
5. Setiap insan calon peserta atau anggota Satya Buana adalah diasumsikan sebagai insan yang terpolusi sehingga harus berusaha memecahkan problem hidup masing-masing yang berkaitan dengan masalah kesehatan jasmani, mental dan rohani.
6. Agar dapat terbebas dari segala polusi baik jasmani, mental/spiritual dan rohani setiap peserta secara disiplin melaksanakan latihan olah tenaga dalam sehingga dapat mencapai kondisi sehat jasmani, mental/spiritual dan rohani, terwujudnya kondisi fitrah, tercapainya kepuasan hidup, kesejahteraan hidup serta ketentraman hidup sehingga diharapkan para anggota dapat menjadi insan yang pandai bersyukur kepada Allah SWT dinyatakan dalam implementasinya yaitu ketaatan beribadah kepada Allah SWT (akhlaqul karimah adalah insan yang bertaqwa dalam wujud sebenar-benarnya taqwa).
7. Dalam menyampaikan materi kepelatihan kepada peserta dengan metode andragogi (metode pendidikan orang dewasa) dengan pokok-pokok materi sebagai berikut :
Penghormatan.
Penghargaan.
Kesopanan/budi pekerti.
Pengertian.
Bimbingan.
Kesabaran.
Ketelatenan.
Keteladanan.
Keikhlasan.
Keyakian dll.
Materi Pelatihan.
Materi Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana adalah merupakan materi yang harus difahami dan dimengerti oleh setiap peserta pelatihan.
Materi pelatihan terdiri dari :
1. Materi Keilmuan.
Materi keilmuan adalah materi yang bersifat umum dan terperinci yang disusun oleh Pembina Satya Buana sebagai sumber keilmuan.
2. Materi Terapan.
Materi terapan merupakan materi tambahan yang disusun sebagai terapan dalam pengamalan keilmuan.
3. Materi Pedoman Pelatihan.
Kurikulum sebagai pedoman pelatihan adalah pedoman yang harus diambil dan diikuti dalam pelatihan olah tenaga dalam Satya Buana dengan tingkat dan jenjang kemampuan, serta evaluasi pada masing-masing tingkat dan jenjang kemampuan. Secara rinci dan sistematis tercantum dalam Silabus Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana.
E. Peserta Pelatihan Pra-Pemula.
Bagi calon peserta diwajibkan untuk mengikuti pembinaan yang dilaksanakan 12 hari berturut-turut, sebelum secara resmi dinyatakan sebagai Peserta Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana. Selama pembinaan 12 hari ini peserta disebut sebagai peserta Pra-Pemula. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan dapat menerima calon peserta magang menjelang jadwal waktu penerimaan anggota baru setiap periode, terutama bagi calon peserta yang berhalangan dan mempunyai keterbatasan waktu untuk mengikuti Training Center (TC) selama 12 hari dan dapat diselaraskan di luar ketentuan penerimaan calon peserta baru secara resmi setiap periode, serta akan diatur dengan ketentuan lebih lanjut melalui Surat Keputusan Ketua Cabang melalui persetujuan dari Penasihat/Pengawas serta Pembina Pusat.
Materi pembinaan (training center/TC) selama 12 hari meliputi :
Materi pembekalan Pra Pemula.
Materi latihan konsentrasi;
Materi latihan pernafasan;
Materi latihan jurus-jurus pemula;
Materi niat-niat jurus pemula;
Materi evaluasi penyelarasan tenaga dalam Satya Buana.
Terdapat tiga tahap pembekalan keilmuan yang akan diberikan kepada peserta sebagai berikut:
I. Pembekalan Pra-pemula dan pra Prahahu Mendayung.
Tujuan umum.
Agar para calon atau peserta POTD Satya Buana mengerti dan menghayati hakekat dan tujuan Satya Buana.
Tujuan khusus bagi pra-Pemula adalah agar para calon Pra-Pemula dapat:
a. Mengenali dirinya baik secara fisik maupun mental sebelum berlatih.
b. Menyadari keadaan dirinya baik fisik maupun mental sebelum berlatih.
c. Mempunyai motivasi untuk berlatih secara terus menerus.
d. Menentukan sikap hidup sebagai anggota Satya Buana.
3. Tujuan khusus bagi calon peserta pra Perahu Mendayung (Payung Berputar-3) adalah agar para peserta :
a. Lebih menghayati dan memahami keilmuan POTD Satya Buana.
b. Dapat menjadi contoh perilaku yang baik sebagai peserta POTD Satya Buana.
c. Mau ikut bertanggung jawab terhadap kelangsungan dan perkembangan POTD Satya Buana di masyarakat.
d. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
e. Mau meninggalkan kesyirikan baik nyata atau samar.
Dapat berlaku jujur dan pandai dalam beraktifitas di masyarakat.
Dapat berlaku sabar dan tawakkal dalam menghadapi masalah.
Memahami bahwa dirinya merupakan bagian dari komponen organisasi Satya Buana.
Mau mengamalkan kemampuannya kepada masyarakat yang membutuhkan, beramar ma’ruf dan nahi mungkar.
Mau berbakti kepada kedua orang tua, bangsa dan negara serta masyarakat dan agama.
Meningkatkan kegiatan latihan.
4. Materi pembekalan.
a. Pra Pemula.
* Penjelasan keberadaan Satya Buana.
* Pokok-pokok keilmuan POTD Satya Buana.
* Penjelasan Tata Tertib selama pelatihan.
* Penjelasan yang dianggap perlu.
b. Pra-Perahu Mendayung (tingkat Payung Berputar-3).
* Keorganisasian.
* Mental dan Perilaku.
* Filsafat keilmuan Satya Buana.
* Penjajakan tertulis.
Penawaran.
Tujuan penawaran adalah :
a. Agar peserta menyadari bahwa dirinya adalah ciptaan Allah SWT.
b. Menumbuhkan sifat ikhlas dalam berjuang di jalan Allah SWT.
c. Selalu menegakkan kebenaran di muka bumi dan taat kepada hukum Allah SWT.
d. Menumbuhkan sifat berserah diri ke hadirat Allah SWT.
Materi Penawaran.
Peserta POTD Satya Buana di tingkat Samudera Merantai 3 (SR-3) yang telah melaksanakan latihan 2 (dua) kali dalam seminggu selama 4 (empat) bulan atau sedikitnya 24 porsi latihan dapat naik ke tingkat Purnama Bersinar (PS 1, PS-2 dan Ps-3), harus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Mengikuti evaluasi kenaikan tingkat masing-masing (PS-1, PS-2 dan PS-3).
b. Pembuatan dan pengajuan makalah (1 Draft Judul Makalah masing-masing tingkat).
c. Pengujian makalah (1 Judul Makalah masing-masing tingkat).
d. Penawaran / wawancara langsung oleh Pembina.
e. Perenungan dan penentuan keputusan.
f. Pemberian jurus Purnama Bersinar (PS-1, PS-2 dan PS-3) oleh Pelatih Pusat.
Materi Himbauan.
Peserta POTD Satya Buana di tingkat Purnama Bersinar 3 (PS-3) yang telah melaksanakan latihan minimal 2 (dua) kali dalam seminggu selama 4 (empat) bulan atau sedikitnya 24 porsi latihan dapat naik ke tingkat Bintang Lima Menuju Purnama (BLP) dan dari BLP ke Jenjang Satya Buana, harus melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Mengikuti evaluasi kenaikan tingkat masing-masing (PS-3 dan BLP).
b. Pembuatan dan pengajuan makalah/projec proposal (1 Draft Judul Makalah niat masing-masing jenjang ).
c. Pengujian makalah/projec proposal (1 Judul Makalah masing-masing jenjang ).
d. Proses himbauan/wawancara langsung dalam suatu badan musyawarah dipimpin oleh Pembina.
e. Perenungan dan penentuan keputusan.
f. Pemberian jurus Duduk Tafakur BLP dan Duduk Tafakur Satya Buana (BLP dan Satya Buana) oleh Pembina.
Berikut ini akan diuraikan falsafah dan lafalz niat tiap-tiap Tingkat dan Jenjang ke Pelatihan Satya Buana, berkaitan dengan praktek pencapaian tingkat EQ, IQ dan SQ melalui keilmuan Al Mukminun, Al-Muslimah, An-Nass maupun Yaumul Akhir. Dan untuk ini yang pertama disampaikan adalah berdasarkan ke Ilmuan Satya Buana (Al-Mukminun) dan Al-Muslimah.
F. Sejarah Perkembangan Ke Ilmuan Satya Buana.
Sehubungan dengan telah terbitnya Akta Notaris Yayasan Satya Buana yang baru yakni Akta Notaris No. 01 Tahun 2007, Notaris Rawat Erawady, SH di Bekasi, tanggal 02 Oktober 2007 dan Pengesahan Yayasan Satya Buana berdasarkan SK. MENHUKHAM Republik Indonesia No: AHU-1377.AH.01.02 Tahun 2008, tanggal 03 April 2008, merupakan penyesuaian terhadap Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia No: 4243) juncto Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 28 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No: 115, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No: 4430), sebagai pengganti Akta Notaris Yayasan Satya Buana yang lama Akta Notaris Nomor: 01 Tahun 1993, tanggal 02 Oktober 1993 yang terdaftar di Kantor Pengadilan Negeri Pasuruan Nomor : 45 Tahun 1993 tanggal 05 Oktorber 1993, maka Akta Notaris yang lama dinyatakan tidak sesuai lagi (gugur demi hukum) berdasarkan ketentuan dalam pasal-pasal yang tertera didalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Negara Republik Indonesia No: 4243) juncto Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 28 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No: 115, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No: 4430) sebagaimana tersebut diatas.
Untuk itu, Pengurus Pelatihan Olah Tenaga Dalam (POTD) Yayasan Satya Buana Cabang Bengkulu sebagai salah satu Cabang Badan Usaha Milik Yayasan (BUMY) yang baru (penyesuaian), telah ditunjuk dan ditetapkan kembali berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Yayasan Satya Buana dan Pengurus Pelatihan Olah Tenaga Dalam (POTD) Yayasan Satya Buana Pusat SK Nomor: 002/SB/KEP.P/III/2009 tanggal 30 Maret 2009 ditetapkan di Pasuruan (seperti terlampir) dan Sekeretariat POTD Satya Buana Cabang Bengkulu di Jalan Tribrata Lingkar Barat Kota Bengkulu, bahwa Yayasan Satya Buana Pelatihan Olah Tenaga Dalam (POTD) Satya Buana sejak Pengesahan Yayasan Satya Buana berdasarkan SK. MENHUKHAM Republik Indonesia No: AHU-1377.AH.01.02 Tahun 2008, tanggal 03 April 2008 dinyatakan syah demi dan atas nama hukum, berikut segala aktivitasnya diwilayah Provinsi Bengkulu berada dalam naungan hukum yang syah.
Dalam perkembangannnya sejak berdiri Yayasan Satya Buana pada Tahun l993 di PASURUAN, sampai saat ini Keilmuan Satya Buana telah berkembang menjadi 5 (lima cabang ke-Ilmuan khusus yakni :
8. Ke-Ilmuan Induk Satya Buana disebut juga dengan Microcosmos atau disebut juga dengan Ke-Ilmuan Al-Mukminun yang dikhususkan untuk Laki-laki; deengan tujuan adalah untuk mewujutkan kondisi manusia (peserta) yang sehat jasmani dan sehat rohani secara mandiri menuju kondisi fitrah. Yang hakiki. Hakekadnya kepelatihan adalah suatu upaya manusia dalam rangka mengembangkan dan menghidupkan potensi bio-energi yang tersimpan didalam tubuh melalui rangsangan (stimulasi), serapan (tune in/transmisi/chanelling) daya inti bumi dan daya prana alam yang Insya Allah dengan ridho-Nya akan mampu mewujudkan manusia yang utuh dengan kondisi fitrah yang serasi, selaras, seimbang, harmonis, dengan alam semesta dan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Dengan demikian naluri alamiahnya mampu dapat bekerja dengan aktif otomatis memiliki pribadi yang berjati diri yang sehat jasmani dan ruhaninya.
9. Ke-Ilmuan Al-Muslimah; merupakan pengembangan dari Ke-Ilmuan Al-Mukminun yang baru diterapkan kepada peserta pada awal tahun 2009, dikhususkan untuk kaum ibu (wanita). Keilmuan ini bertujuan untuk memberikan nilai-nilai tauhid kepada kaum ibu (wanita) muslimah supaya dapat menjaga hati, ketaatan kepada Allah SWT serta pandai menjaga martabat, harga diri dan kehormatan sebagai wanita muslimah. Hakekadnya adalah dalam upaya mewujutkan harapan, bila sebagai seorang ibu akan dapat mendidik putra-putrinya menjadi anak yang sholeh dan sholehah, dan sebagai seorang pribadi dia akan selalu dapat dan mampu menjaga ketaatannya dalam bertaqwa, beriman kepada Allah, dan sebagai sorang istri ia dapat dengan ikhlas mendarmabaktikan dirinya kepada suami, guna memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
10. Ke-Ilmuan Lansia (Yaumil akhir); merupakan pengembangan dari Ke-Ilmuan Al-Mukminun yang baru diterapkan kepada peserta pada awal tahun 2004, dikhususkan untuk Laki-laki (kaum Bapak) dan kaum ibu (wanita) yang sudah lanjut usia. Tujuannya adalah dalam rangka menciptakan kondisi manusia yang bertaqwa, beriman dan berpasrah diri kepada Yang Maha Berkuasa, serta uentuk membangkitkan semangat beribadah kepada Allah secara baik dan Ikhlas. Hakekad Pelatihan adalah suatu upaya manusia yang telah memasuki usia Udzur (lanjut usia) untuk mempersiapkan diri dengan hati yang bersih dan jiwa yang penuh taqwa kepada Allah SWT dengan kondisi badan yang segar, sehat jasmani dan rohani serta memiliki cahaya keimanan sehingga diharapkan akan menjadikan dirinya manusia yang khsunul khotimah pada kahir hayat dengan melaksanakan inti nafas dzikir ”Laa illaaha Ilallah” dengan melakukan gerak jurus tertentu yang bersifat sederhana.
11. Ke-Ilmuan Lanjutan Satya Buana (Ma’rifatullah/Macrocosmos); bertujuan dalam upaya manusia untuk memahami dan menghayati segala ciptaan Allah (Af’al Allah) melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ibadah yang ikhlas, istiqomah, mujahadah, mukassafah, mahabbah, takholli, tahalli dan tajalli kepada Allah untuk memperoleh keselamatan kehidupan di dunia dan di akhirat. Ke-Ilmuan Lanjutan Satya Buana (Ma’rifatullah/ Macrocosmos) akan ditulis dalam buku tersendiri.
12. Ke-Ilmuan Al-Nass; merupakan pengembangan dari Ke-Ilmuan Al-Mukminun yang baru diterapkan kepada peserta pada awal tahun 2009, dikhususkan untuk Anak-anak Balita sampai menjelang aqil baligh (umur 7 – 15 tahun). Tujuan kepelatihan ini adalah untuk menenamkan nilai-nilai ke-Tauhidan secara dini kepada anak-anak, untuk melatih dan mengembangkan potensi diri terutama dalam upaya mencerdaskan otak kanan dan otak kiri serta menyeimbangkan kecerdasan otak kiri dan otak kanan serta mempersiapkan seorang anak memasuki kecerdasan spiritualnya, sehingga diharapkan akan muncul jiwa dan kreativitas yang baik dan berkembang secara positif dalam masa perkembangan umurnya.
I. Keilmuan Satya Buana (Al-Mukminun
Dan Al-Muslimah).
No Tingkat Falsafah Niat
Tahapan Pencapaian Kecerdasan Emosi (EQ) :
1. Pemula Bagaikan Anak Bayi yang baru Mengenal Alam Semesta Jenjang Pemula.
Niat: Terdapat 10 jurus, yaitu:
Jurus 1: Menyelaraskan Diri Terhadap Daya Inti bumi dan Prana Alam.
Jurus 2: Menyerap Daya Inti Bumi.
Jurus 3: Menyerap Daya Prana Alam.
Jurus4: Menyeimbangkan Penyerapan Daya inti bumi dan Daya Prana Alam dalam proses penyatuan terhadap tubuh kita.
Jurus 5: Menghidupkan Generator Daya Inti Bumi dan Daya Prana Alam Yang Berpusat di Otak.
Jurus 6: Menghidupkan Tujuh Titik Cakra Mayor.
Jurus 7: Mempertajam Penyerapan Daya Inti Bumi.
Jurus 8: Mempertanam Penyerapan Daya Prana Alam.
Jurus 9: Menyeimbang Daya Inti Bumi dan Daya Prana Alam Dalam Tubuh.
Jurus 10: Mengunci Hasil Olahan Jurus satu sampai dengan Jurus sembilan dengan berserah diri kepada Allah.
Out-put: Peserta mampu menguasai dan memahami niat dan gerak jurus I – X , dapat melakukan kepe-kaan raba dan mampu merasakan getaran daya inti bumi dan prana alam. Sistem serapan daya inti bumi dan prana alam pada setiap peserta dapat berfungsi dengan baik sebagai system tenaga dalam yang vertical.
Jenjang Tiga serangkai 1 (TS-1).
Niat: Menguras emosi yang tak terkendali.
Out-put: Peserta mampu mengua-sai gerak jurus TS-1 yaitu Jurus I, IV, VIII dan X Pemula dilakukan secara perlahan, halus dengan satu nafas tahan, lamanya setara dengan 19 kali langkah jurus Pemula dan mampu menghayati masing-masing niat jurus. Terkendalinya hawa nafsu paling rendah (emosi tak terkendali) berupa sifat-sifat nafsu kebinatangan (Nafsu Amarah) serta mampu mengendalikan jiwa dan pikiran (membuang ID).
Jenjang Tiga Serangkai 2 (TS-2).
Niat: Menguras emosi yang terkendali.
Out-put: Peserta mampu mengua-sai gerak jurus TS-2 yaitu Jurus III, V, VII dan IX Pemula dilakukan secara perlahan, halus dengan satu nafas tahan, lamanya setara dengan 19 kali langkah jurus Pemula dan mampu menghayati masing-masing niat jurus. Terkendalinya nafsu yang bersifat naluriah manusia (emosi tak terkendali) cenderung kepada materialistis keduniawian (Nafsu Lawamah) dan peserta dapat mengendalikan jiwa dan pikiran dengan lebih baik (membuang EGO).
Jenjang Tiga Serangkai 3 (TS-3).
Niat: Meluluhkan emosi serendah-rendahnya.
Out-put: Peserta mampu mengua-sai gerak jurus TS-3 yaitu Jurus II, VI, II dan VI Pemula dilakukan secara perlahan, halus dengan satu nafas tahan, lamanya setara dengan 19 kali langkah jurus Pemula dan mampu menghayati masing-masing niat jurus. Peserta dapat meluluhkan emosi sehingga tercapainya tingkat kesadaran diri yang memiliki nilai-nilai moral dan sifat-sifat mulia (Nafsu Muthma’inah), kemudian peserta dapat mengendalikan jiwa dan pikiran dengan sangat baik (pencapaian tingkat SUPEREGO).
3. Prana Midi (PM)
Bagaikan Anak Akil Baliq belajar menge-tahui tentang hal yang baik dan buruk. Peserta berlatih menyalurkan energi tenaga dalam (Menya-
lurkan energi) dan Pengendalian Indra- wi. Jenjang Prana Midi 1 (PM-1).
Niat: Menyatu dengan alam semesta.
Out-put: Peserta mampu melaku-kan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar, mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-1 yakni jurus VI (tarik keras), VII (tolak keras), VIII (tolak keras) dan IX (tarik keras dan lepas halus) Pemula dengan menggunakan nafas tarik dan tolak secara keras. Peserta mampu merasakan menyatu dengan alam semesta.
Jenjang Prana Midi 2 (PM-2).
Niat: Menyalurkan energi ketangan tanpa memancar.
Out-put: Peserta mampu melaku-kan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar, mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-2 yakni jurus II (tarik keras), X (tolak keras) , II (tarik keras) dan X (tarik keras dan lepas halus) Pemula dengan menggunakan nafas tarik dan tolak secara keras. Peserta mampu menyalurkan energi ketangan tanpa memancar sehingga terasa ada letupan-letupan energi di ujung jari-jari tangan.
Jenjang Prana Midi 3 (PM-3).
Niat: Menyalurkan energi kemata.
Out-put: Peserta mampu melakukan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar, mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-3 yakni jurus VI modifikasi (tarik keras), jurus modifikasi X (tolak keras), dan modifikasi V (tarik keras dan lepas halus) Pemula dengan menggunakan nafas tarik dan tolak secara keras. Peserta mampu menyalurkan energi ke mata sehingga terbuka kepekaan mata indra.
Jenjang Prana Midi 4 (PM-4).
Niat: Menyalurkan energi ketelinga.
Out-put: Peserta mampu melakukan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar, mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-4 yakni jurus VI modifikasi (tarik keras), jurus III (tolak keras), modifikasi IV (tarik keras) dan jurus II (tarik keras dan lepas halus) Pemula dengan menggunakan nafas tarik dan tolak secara keras. Peserta mampu menyalurkan energi ke telinga sehingga terbuka kepekaan telinga indra.
Jenjang Prana Midi 5 (PM-5).
Niat: Menyalurkan energi kosmis ilahiah ke otak kanan.
Out-put: Peserta mampu melakukan nafas tarik dan tolak secara keras dengan baik dan benar, mampu melakukan rangkaian gerak jurus PM-4 yakni jurus X modifikasi (tarik keras) , jurus I (tolak keras), modifikasi V (tarik keras) dan jurus modifikasi X (tarik keras dan lepas halus) Pemula dengan menggunakan nafas tarik dan tolak secara keras. Peserta mampu menyalurkan energi kosmis Ilahiah ke otak kanan sehingga dapat mengaktifkan kemampuan berfikir/kerja otak kanan dan terbuka kepekaan otak kanan (otak rasa-intuisi).
TAHAP PENCAPAIAN KECERDASAN INTELEGENSIA (IQ)
4. Payung Berputar (PB)
Bagaikan orang dewa-sa yang mampu ber-pikir secara jernih (riil dan abstrak).
Jenjang Payung Berputar-1 (PB-1)
Niat: Menugaskan kerja otak kanan dan kiri secara bergantian.
Out-put: Peserta mampu menugaskan kerja otak kanan dan kiri secara bergantian dan melakukan gerak jurus PB-1 yakni gerakan kombinasi dari jurus PM-1 dan PM-4 dengan baik, menggunakan napas tekan diiringi dengan pengerasan badan secara merata. Peserta mampu menyalur-kan energi ke otak kanan dan otak kiri, guna lebih meningkatkan fungsi ke dua belahan otak/Hemisfer (Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional).
Jenjang Payung Berputar-2 (PB-2)
Niat: Menyeimbangkan kerja otak kanan dan otak kiri yang dikendalikan oleh hati (qolbu).
Out-put: Peserta mampu menyeimbangkan kerja otak kanan dan otak kiri yang dikendalikan oleh hati dan melakukan gerak jurus PB-2 yakni gerakan kombinasi dari jurus PM-2 dan PM-5 dengan baik, menggunakan napas tekan diiringi dengan pengerasan badan secara merata. Mampu menyalurkan energi ke otak kanan dan otak kiri, agar terjadi keseimbangan fungsi otak kanan dan otak kiri yang dikendalikan oleh fungsi hati/qolbu (Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional yang dikendalikan oleh Kecerdasan Spiritual).
Jenjang Payung Berputar-3 (PB-3)
Niat: Mengisi otak kanan dan kiri dengan energi kosmik yang Ilahiah.
Out-put: Peserta mampu mengisi otak kanan dan kiri yang sudah seimbang dengan energi kosmik yang Ilahiah dengan melakukan gerak jurus PB-3 yakni gerakan kombinasi dari jurus PM-3 dan Gerak Jurus Baru Modifikasi dengan baik, menggunakan napas tekan diiringi dengan pengerasan badan secara merata. Peserta mampu mengisi otak kanan dan kiri dengan energi kosmik yang Ilahiah ke otak kanan dan otak kiri yang dituntun oleh hati (qolbu), agar terjadi pembersihan fungsi otak kanan dan otak kiri dari anasir-anasir nafsu kejehatan.
Tahapan Pencapaian Kecerdasan Spiritual (SQ) :
5.Perahu Mendayung (PD)
Bagaikan Orang dewa-sa dapat mengenda-likan hati/qolbu (hati atau qolbu dapat menjadi pusat kejehatan/fujura/sifat setan dan kebaikan /taqwa/iman) agar manusia dapat membedakan bisikan hati nurani atau bisikan setan.
Perahu Mendayung I (PD-1)
Niat: Membuka hati (qolbu) untuk mengetahui antara yang Haq dan yang Bathil.
Out-put: Peserta telah melalui taraf Pembekalan dan Pengamalan keilmuan selama 4 bulan ditingkat PB-3, baik bersifat pengembangan ataupun sosial lainnya dan telah mengikuti evaluasi jenjang PB-3 dan dinyatakan lulus dengan mendapatkan sertifikat. Peserta mampu membuka hati (qolbu) untuk mengetahui antara yang Haq dan yang Bathil dengan melakukan gerak jurus PD-1 dengan baik yaitu Jurus Pengembangan menggunakan gerakan sangat halus dengan nafas tarik panjang halus dan lepas panjang halus (nafas sutra). Peserta mampu membuka hati (qolbu) untuk mengetahui antara yang Haq dan yang Bathil dengan menyalurkan energi ke Hati/Qolbu, agar Hati /Qolbunya terbuka sehingga Hati/Qolbu dapat membedakan antara yang Haq dan yang Bathil.
Perahu Mendayung 2 (PD-2)
Niat: Membuka hati (qolbu) untuk memisahkan unsur yang Haq dan yang bathil.
Out-put: Peserta diharapkan mampu membuka hati (qolbu) untuk memisahkan unsur yang Haq dan yang bathil dengan melakukan gerak jurus PD-2 dengan baik yaitu Jurus Pengembangan menggunakan gerakan sangat halus dengan nafas tarik panjang halus dan lepas panjang halus (nafas sutra). Peserta Mampu menyalurkan energi ke Hati/Qolbu, agar Hati/ Qolbu dapat memisahkan unsur yang bersifat Haq dan yang Bathil.
Perahu Mendayung 3 (PD-3)
Niat: Membuka hati (qolbu) untuk mempertahankan unsur yang Haq dan melenyapkan unsur yang Bathil.
Out-put: Peserta diharapkan mampu membuka hati (qolbu) untuk mempertahankan unsur yang Haq dan melenyapkan unsur yang Bathil dengan melakukan gerak jurus PD-3 dengan baik yaitu Jurus Pengembangan menggunakan gerakan sangat halus dengan nafas tarik panjang halus dan lepas panjang halus (nafas sutra). Peserta mampu menyalurkan energi ke Hati/Qolbu, agar Hati/Qolbu dapat mempertahan unsur yang bersifat bersifat Haq dan melenyapkan unsur yang bersifat Bathil dari bisikan syetan dan hawa nafsu jahat.
Perahu Mendayung 4 (PD-4)
Niat: Mengisi hati nurani dengan energi kosmik yang Ilahiah.
Out-put: Peserta diharapkan mampu mengisi hati nurani dengan energi kosmik yang Ilahiah dengan melakukan gerak jurus PD-4 dengan baik yaitu Jurus Pengembangan menggunakan gerakan sangat halus dengan nafas tarik panjang halus dan lepas panjang halus (nafas sutra). Peserta setelah menyelesai-kan jenjang ini mampu menyalurkan energi kosmis Ilahiah ke Hati/Qolbu, agar Hati/Qolbu dapat dibersihkan dari hal yang bersifat bathil menjadi hati yang fitrah.
6. Layar Berkembang
(LK) Bagaikan Orang dewasa yang matang pengetahuan dan dapat menentukan arah hidup. Layar Berkembang 1 (LK-1)
Niat: Introspeksi diri terhadap masa lalu.
Out-put: Peserta mampu melakukan Introspeksi diri terhadap masa lalunya dengan melakukan gerak jurus LK-1 Pengembangan yakni gerak jurus dilakukan dengan halus, pelan dan lembut menggunakan nafas kosong, tarik dan keluar dengan sangat halus dan pelan (nafas sutra) penuh dengan penghayatan. Diri pribadi peserta setelah menyelesaikan paket jenjang ini akan mampu melakukan introspeksi terhadap masa lalunya agar mendapat hikmah dari kejadian-kejadian masa lalunya sebagai pembelajaran untuk masa kini.
Layar Berkembang 2 (LK-2)
Niat: Introspeksi diri terhadap masa sekarang.
Out-put: Peserta mampu melakukan Introspeksi diri terhadap masa sekarang dengan melakukan gerak jurus LK-2 Pengembangan yakni gerak jurus dilakukan dengan halus, pelan dan lembut menggunakan nafas kosong, tarik dan keluar dengan sangat halus dan pelan (nafas sutra) penuh dengan penghayatan. Diri pribadi peserta setelah menyelesaikan paket jenjang ini akan mampu melakukan introspeksi terhadap masa sekarang sebagai pembelajaran untuk masa yang akan datang. Diri pribadi mampu melakukan introspeksi terhadap masa sekarang sebagai pembelajaran agar kesalahan masa sekarang tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.
Layar Berkembang 3 (LK-3)
Niat: Menentukan arah hidup di masa yang akan datang.
Out-put: Peserta mampu menentukan arah hidup dimasa yang akan datang dengan melakukan gerak jurus LK-3 Pengembangan yakni gerak jurus dilakukan dengan halus, pelan dan lembut menggunakan nafas kosong, tarik dan keluar dengan sangat halus dan pelan (nafas sutra) dengan penuh penghayatan. Diri pribadi peserta setelah menyelesaikan paket jenjang ini akan mampu menentukan arah hidup di masa yang akan datang. Diri pribadi mampu menentukan arah hidup dimasa yang akan datang dengan menyusun Visi, Missi, Kebijakan, Strategi, Program, Sasaran dan Tujuan Hidup masa depan serta target pencapaiannya.
7. Samudera Merantai (SR)
Bagaikan Orang dewasa melatih kesabaran dalam menghadapi tantangan hidup.
Samudera Merantai 1 (SR-1)
Niat: Mencintai Allah dan mengerti tanggung jawabnya sebagai hamba Allah.
Out-put: Peserta mampu meng-aplikasikan mencintai Allah dan mengerti tanggung jawabnya sebagai hamba Allah dengan dengan melakukan gerak jurus SR-1 merupakan gerak jurus baru melalui system nafas tertentu (nafas SR-1).
Diri pribadi mampu mengenal dan mencintai Allah Azza Wajalla, serta malakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai hamba Allah dengan ikhlas, sabar, dan konsisten (qana’ah).
Samudera Merantai 2 (SR-2)
Niat: Mencintai alam semesta dan mengerti tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka bumi ini.
Out-put: Peserta mampu meng-aplikasikan mencintai alam semesta dan mengerti tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka bumi ini, dengan dengan melakukan gerak jurus SR-2 merupakan gerak jurus baru melalui system nafas tertentu (nafas SR-2). Diri pribadi mampu mengenal dan mencintai alam semesta ciptaan Allah, serta malakukan tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka bumi dalam memanfaatkan dan memelihara alam semesta dengan penuh kebijaksanaan untuk kemaslahatan seluruh umat manusia. Peserta mampu meyadari sebagai makhluk Tuhan tidak akan melakukan kerusakan di muka bumi ini.
Samudera Merantai 3 (SR-3)
Niat: Mencintai sesama manusia dan mengerti tanggung jawabnya sebagai mahluk sosial.
Out-put: Peserta mampu mencintai sesama manusia dan mengerti tanggung jawabnya sebagai mahluk sosial dengan dengan melakukan gerak jurus SR-3 merupakan gerak jurus baru melalui system nafas tertentu (nafas SR-3).
Diri pribadi sebagai hamba Allah, yang sadar dan mampu mencintai sesama manusia dan mengerti tanggung jawabnya sebagai mahluk sosial (hablumminannas) yakni manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya interaksi dengan sesama manuaia untuk tujuan kebaikan dan saling tolong menolong dalam membangun kehidupan.
8. Purnama Bersinar(PS)
Bagaikan Orang yang telah mendapat penerangan dari penyatuan hati dan pikiran yang jernih. Purnama Bersinar 1 (PS-1)
Syarat: Jenjang PS-1 adalah peserta yang telah mengikuti evaluasi tingkat SR-3 dan dinyatakan layak naik ke PS-1, dan selama paling sedikit 4 bulan peserta diwajibkan menyusun, membuat dan mengajukan makalah/karya tulis dengan judul niat PS-1 kepada Pembina SB. Selama menunggu panggilan penawaran peserta diwajibkan tetap berlatih di jenjang SR-3, kemudian peserta telah mendapat proses penawaran langsung oleh Pembina dan selanjutnya membuat pernyataan tertulis untuk menentukan sikap di hadapan Pembina. Untuk medapatkan jurus PS-1 mulai dari latihan jenjang SR-3 ditempuh paling sedikit 8 bulan atau 2 periode evaluasi.
Niat: Hak hidupku hanya pada Allah, akal budi pekertiku hanya berjuang dijalan Allah dengan penuh keikhlasan.
Out-put: Diri pribadi yang sadar sebagai hamba Allah, bahwa hak hidupnya hanya pada dan untuk Allah, serta milik Allah (totalitas kepasrahan kepada-Nya), mampu menggunakan akal sehat dan budi pekertinya hanya berjuang dijalan Allah dengan penuh keikhlasan (Fisabilillah), dengan melakukan gerak jurus PS-1 merupakan gerak jurus baru melalui system pernafasan tertentu (nafas PS-1).
Purnama Bersinar 2 (PS-2)
Syarat: Jenjang PS-2 adalah peserta yang telah mengikuti evaluasi tingkat PS-1 dan dinyatakan layak naik ke PS-2. Selama paling sedikit 4 bulan peserta diwajibkan menyusun, membuat dan mengajukan makalah/karya tulis dengan judul niat PS-2 kepada Pembina SB. Selama menunggu panggilan penawaran peserta diwajibkan tetap berlatih di jenjang PS-1, kemudian peserta telah mendapat proses penawaran langsung oleh Pembina dan selanjutnya membuat pernyataan tertulis untuk menentukan sikap di hadapan Pembina. Untuk medapatkan jurus PS-2 mulai dari latihan jenjang PS-1 ditempuh paling sedikit 8 bulan atau 2 periode evaluasi.
Niat: Orang dewasa selaras pikirannya tentang kebesaran Allah dan seluruh tubuhnya ikhlas mengamalkan Nur Islami dan hukum-hukum Allah.
Out-put: Diri pribadi yang sadar sebagai hamba Allah, orang dewasa yang pikirannya telah selaras terhadap kebesaran Allah dan seluruh jiwa dan raganya ikhlas mengamalkan Nur Islami, Sunatullah dan Sunaturrasul, dengan melaku-kan gerak jurus PS-2 merupakan gerak jurus baru melalui system pernafasan tertentu (nafas PS-2). Peserta diharapkan dapat menjadi contoh sebagai hamba Allah yang berprilaku Islami. Peserta diharap-kan dapat mentaati hukum syari’at yang telah digariskan oleh Allah dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah.
Purnama Bersinar 3 (PS-3)
Syarat: Jenjang PS-3 adalah peserta yang telah mengikuti evaluasi tingkat PS-2 dan dinyatakan layak naik ke PS-3. Selama paling sedikit 4 bulan peserta diwajibkan menyusun, membuat dan mengajukan makalah/karya tulis dengan judul niat PS-3 kepada Pembina SB, selama menunggu panggilan penawaran peserta diwajibkan tetap berlatih di jenjang PS-2, kemudian peserta telah mendapat proses penawaran langsung oleh Pembina dan selanjutnya membuat pernyataan tertulis untuk menentukan sikap di hadapan Pembina. Untuk medapatkan jurus PS-3 mulai dari latihan jenjang PS-2 ditempuh paling sedikit 8 bulan atau 2 periode evaluasi. Tingkat PS-3 merupakan persiapan untuk memasuki Jenjang Duduk Tafakur BLP.
Niat: Pernyataan tulus ikhlas dan menyerahkan seluruh hidup dan matinya hanya kepada Allah SWT.
Out-put: Diri pribadi yang sadar sebagai hamba Allah, yang telah bersumpah akan pernyataan tulus ikhlas dan menyerahkan seluruh hidup dan matinya hanya kepada Allah SWT semata, dengan melaku-kan gerak jurus PS-3 merupakan gerak jurus baru melalui system pernafasan tertentu (nafas PS-3) dan duduk nafas tafakur.
9. Bintang Lima Menuju Purnama
(BLP) Niat: Bagaikan Orang tua yang kaya pengalaman, mengerti kejadian-kejadian didunia dan mengamalkan pengetahuan dan kemampuannya yaitu untuk kemanusiaan dan lingkungan hidup.
Out-put: Tingkat BLP merupakan tingkat realisasi dari pengalaman secara konkrit hasil pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan peserta sehingga terwujud kristalisasi integrasi pengamalan yang ikhlas kehadhirat Allah SWT. Jenjang BLP adalah peserta yang telah mengikuti evaluasi tingkat PS-3 dan dinyatakan layak naik ke BLP. Peserta diwajibkan menyusun, membuat dan mengajukan makalah/karya tulis/Project Proposal dengan judul niat jenjang BLP kepada Pembina SB. Selama menunggu panggilan Himbauan untuk persiapan naik ke jenjang BLP, peserta diwajibkan tetap berlatih di jenjang PS-3 untuk medapatkan pengesahan, kemudian peserta yang telah melalui proses Himbauan langsung oleh Pembina, selanjutnya peserta membuat pernyataan tertulis untuk menentukan sikap di hadapan Pembina siap duduk pada jenjang BLP (waktunya tak terbatas). Didalam jenjang BLP diharapkan diri pribadi peserta benar-benar telah sadar sebagai hamba Allah, yang telah mampu bertindak bagaikan orang tua yang kaya pengalaman, mengerti kejadian-kejadian didunia dan berikrar akan mengamalkan pengetahuan dan kemampuannya untuk kemanusiaan dan lingkungan hidupnya dengan metoda duduk Tafakur BLP (proses perenungan). Porsi latihan tidak terbatas. Kemudian dalam pri-kehidupan sehari-harinya peserta dapat mengamalkan segala kemampuan, pengalaman dan ketrampilannya dalam bentuk yang nyata (konkrit).
10. Satya Buana
(SB) Niat: Orang tua yang siap menghadap panggilan Ilahi, penuh dengan kepasrahan dan bekal amalan yang ikhlas.
Out-put: Tingkat Satya Buana merupakan tingkat bagaikan orang tua yang telah siap masuk ke liang kubur (siap menghadapi sakratul maut). Peserta yang akan masuk di tingkat Satya Buana harus melalui keputusan Badan Musyawarah yang anggotanya ditunjuk dan dipimpin oleh Pembina SB. Peserta diwajibkan menyusun, membuat dan mengajukan makalah/karya tulis/Project Proposal dengan judul niat jenjang Satya Buana kepada Pembina SB. Selama menunggu panggilan Himbauan naik ke jenjang Satya Buana, peserta diwajibkan tetap berlatih di jenjang BLP untuk menunggu keputusan, kemudian peserta yang telah melalui proses Himbauan langsung oleh Pembina, selanjutnya membuat pernyataan tertulis untuk menentukan sikap di hadapan Pembina siap duduk pada jenjang Satya Buana (waktunya tak terbatas). Setelah peserta mendapat pengukuhan dari hasil musyawarah tim Pembina, maka ia akan diberikan haknya duduk di jenjang Satya Buana dengan melakukan porsi latihan tak terbatas yaitu Duduk Tafakur Satya Buana. Diharapkan dalam diri pribadi peserta akan lahir kesadaran yang hakiki sebagai insan hamba Allah, bahwa saat ini ia bagaikan orang tua yang telah siap menghadapi panggilan Ilahi, penuh dengan kepasrahan dan kesabaran dengan berbekal amal-ibadah yang telah dikerjakannya selama hidup di dunia penuh dengan keikhlasan (Fitrah).
II. Ke Ilmuan Lansia (Yaumil Akhir).
Selanjutnya akan disampaikan penerapan falsafah dan rangkaian lafal niat tarekat Pelatihan Tingkat Lansia (Ilmu Yaumul Akhir), khusus ditujukan bagi para peserta yang telah lanjut usia, untuk lebih memaknai pentingnya ilham turunnya kepada manusia.
HAKEKAT PELATIHAN LANSIA (YAUMUL AKHIR)
UPAYA MANUSIA YANG TELAH MASUK UMUR UZUR UNTUK MEMPERSIAPKAN HATI YANG BERSIH, JIWA YANG PENUH TAKWA KEPADA ALLAH SWT, DENGAN KONDISI BADAN YANG SEGAR, SEHAT SERTA MENPUNYAI CAHAYA KEIMANAN DALAM HATINYA, MENJADIKAN KHUSNUL KHOTIMAH DI AKHIR AJALNYA, MELALUI LATIHAN INTI NAFAS DZIKIR Laa Ilaaha Illallaah DENGAN MELAKUKAN GERAK JURUS-JURUS SEDERHANA.
Tingkat I, Falsafah: Tingkat mempersiapkan diri jasmani dan rohani untuk memasuki kehidupan dimasa tua.
Tingkat I, Jenjang I, Jurus I,
Niat: Pembangkit iman dan takwa kepada Allah.
Arti & manfaat : setiap orang yang melakukan jurus ini akan dibangkitkan nilai-nilai Ketuhanan-Nya, sebagaimana roh manusia pernah bersumpah dihadapan Allah saat kala dialam roh, mereka mengakui Ketuhanan Allah SWT.
Tujuan : Untuk menyadarkan manusia bahwa dirinya mempunyai Sang Pencipta.
Tingkat I, Jenjang II, Jurus II,
Niat: Pembangkit semangat ibadah kepada Allah SWT.
Arti & manfaat : setiap orang yang melakukan jurus ini, hati dan pikirannya akan terbuka, dan manusia selalu ingin beribadah kepada TuhanNya dengan penuh ihklas dan khusuk.
Tujuan : membuat hati dan pikiran manusia untuk senantiasa mengingat kepada Allah SWT dan kemudian akan senang mempelajari tata cara beribadah kepada Allah dengan benar, sebagaimana digariskan Allah SWT dalam Al Qur’an dan Al Hadist.
Tingkat I, Jenjang III, Jurus III,
Niat: Membuka Qolbu.
Arti & Manfaat : hati nurani adalah pusatnya manusia; namun apa bila dikaji didalam hati ada dua esensi yaitu :
* Esensi manusia secara murni dan fitrah atau disebut jati diri yang Ilahiyah.
* Esensi Setan dan Iblis yang selalu mengganggu manusia untuk tidak suka ibadah kepada Allah SWT,
Pada jurus ini kita akan dibukakan Qolbu sehingga akan dapat mengetahui yang hak dan yang bathil.
Tujuan : dengan mengetahui esensi tersebut maka manusia berupaya menghilangkan esensi iblis dan setan dalam Qolbu sehingga esensi manusia makin dominant menguasai seluruh tubuh manusia agar :
1. Membangkitkan rasa haru dan rasa ingin bertemu dengan Tuhan Allah SWT.
2. Ingin selalu bersyukur dan ingin meningkatkan seluruh amal baik dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi kehidupan dialam berikutnya (Barzah dan akherat). Sehingga pada jurus ini dapat memperkuat iman dan taqwa kepada Allah.
Tingkat II, Falsafah: tingkat perjalanan kehidupan dimasa tua dengan rachmat Allah SWT.
Tingkat II, Jenjang IV, Jurus IV :
Niat: Penanaman nilai-nilai Ilahiyah dalam pikiran.
Arti & manfaat : akan menanamkan nilai-nilai Ilahiyah pada manusia yang berusia lanjut dan selau berfikir tentang kekuasaan Tuhan Allah SWT dalam diri manusia dan alam semesta.
Tujuan : agar manusia diakhir umur lanjut semakin mengenal nilai-nilai Ilahiyah. Oleh karena berpikir tentang kekuasaan Allah maka akan dapat menghindari dari kepikunan.
Tingkat II, Jenjang V, Jurus V :
Niat: Penanaman nilai-nilai Ilahiyah dalam Qolbu yang paling dalam.
Arti & manfaat : manusia lanjut usia yang mempunyai nilai-nilai Ilahiyah dalam Qolbu yang paling dalam, akan senantiasa ber-zikir Laa ilaaha illal laah.
Tujuan : Agar Qolbu secara terus menerus sepanjang waktu selalu berzikir Laa ilaaha illal laah, sehingga disaat Sekaratulmaut datang, maka Qolbu selalu berzikir “Laa ilaaha illal laah” dengan tingkat kepasrahan yang ikhlas.
Tingkat III , Falsafah: tingkat tahap menuju akhir atau tingkat berpasrah diri kepada Allah SWT.
Tingkat III, Jenjang VI, Jurus VI :
Niat: Pemasrahan diri kepada Allah SWT.
Arti & manfaat : dalam tingkat pasrah kepada Allah SWT hanya mensucikan jiwa dan hanya berpasrah diri kepada Allah. Selalu siap manakala dipanggil oleh Allah setiap saat.
Tujuan : agar manusia diakhir umur lanjut tidak takut dan siap dipanggil Allah pada setiap saat atau siap menghadapi sekaratulmaut.
III. HAKEKAT PELATIHAN AN-NASS (ANAK BALITA).
Hakekat Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana Ke-Ilmuan Al-Nass; adalah suatu usaha manusia dalam rangka menghidupkan dan mengembangkan potensi bioenergi dalam tubuh melalui rangsangan serapan daya inti bumi dan prana alam yang insya Allah dengan ridho-Nya sejak dini dapat mewujudkan manusia yang utuh dengan kondisi fitrah yang selaras-serasi-seimbang, sehingga secara naluri alamiah berfungsi secara aktif otomatis, menjadikan pribadi yang berjati diri, yang sehat jasmani dan rohani.
Ke-Ilmuan Al-Nass merupakan pengembangan dari Ke-Ilmuan Al-Mukminun yang baru diterapkan kepada peserta di Bengkulu pada awal tahun 2009, dikhususkan untuk Anak-anak Balita sampai menjelang aqil baligh (umur 7 – 15 tahun). Tujuan kepelatihan ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai ke-Tauhidan secara dini kepada anak-anak, untuk melatih dan mengembangkan potensi diri terutama dalam upaya mencerdaskan otak kanan dan otak kiri serta menyeimbangkan kecerdasan otak kiri dan otak kanan serta mempersiapkan anak memasuki kecerdasan spiritualnya, sehingga diharapkan kan muncul jiwa dan kreativitas yang baik dan berkembang secara positif dalam masa perkembangan umurnya.
Peserta Kepelatihan An-Nas hanya terdiri dari satu tingkat dengan lima jurus, dengan harapan setelah menginjak usia dewasa mereka akan meneruskan pada tingkat Al-Mukminun (untuk laki-laki) atau Al-Muslimah (untuk wanita).
Falsafah yang melandasi terlahirnya ke Ilmuan ini ter-Ilhamkan dari kisah-kisah perjalanan Nabi Nuh As. dengan ummatnya yang beriman meninggalkan daratan yang di tenggelamkan oleh air bah beserta kaum kafir; kemudian dengan perahu besarnya menuju apa yang dikehendaki Allah SWT. Tarekat yang melandasi perjalanan dan aplikasi ke ilmuan Satya Buana menemukan Tuhannya, bagaikan kisah perjalanan Nabi Ibrahim As. mencari Tuhannya dan kemudian berjuang menegakkan agama Allah yang lurus ditengah-tengan kaumnya yang menyembah berhala (syirik). Sedangkan Hakikad yang melandasi perjalanan ke ilmuan Satya Buana adalah kisah nabi Musa As. dalam mencari makna kehidupan yang penuh dengan ujian, tantangan, rahasia kehidupan dan liku-liku, dibawah tuntunan Nabi Khaidir As. Perjuangan (Fisabilillah) yang melandasi perjalanan ke ilmuan Satya Buana adalah kisah Nabi Muhammad SAW. dalam berjuang menegakkan Agama Allah Yang Fitrah penuh dengan rintangan, ujian, tantangan, dan liku-liku demi ummatnya agar selamat dalam kehidupan dunia dan kehidupan di akherat. Semoga para pembaca, pemerhati, pengamat yang budiman dan seluruh anggota keluarga Satya Buana bisa termasuk golongan orang-orang yang lurus dan fitrah jiwa dan raganya, “Nasrum minallah wa fathum gharib”.
Atas uraian diatas, menjelaskan tentang prinsip dasar perincian dari tarekat (methodology) yang dilakukan oleh Satya Buana melalui ke “Ilmuan Al Mukminun dan Yaumul Akhir” dimana didalamnya tidak terkandung niatan yang bersifat “haram” atau “syirik”.
Bagi para peserta Satya Buana, ilmu ini harus secara transparant diperkenalkan pada masyarakat, baik dia memerlukan atau tidak. Karena masih banyak manusia yang merasa dirinya tergolong manusia yang berderajat tinggi, berkuasa, hebat, genius, kaya raya, terhormat, agung, mulia, suci dihadapan sesama manusia. Baik karena spesialisasi kependidikannya, sebagai seorang ulama menguasai bidang agama fasih bicara ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi, atau sebagai seorang teknokrat yang terbiasa bicara logika, idealisme, rasionalitas, filsafat atau sebagai pejabat/penguasa yang telah berpengalaman bidang ketatanegaraan, politik dan kekuasaan serta berpendidikan lama diluar negeri, atau seorang pendidik yang terbiasa menggurui dan mendidik manusia dalam rangka mencapai kencerdasan akal (IQ) super tinggi, sehingga mereka semuanya merasa tidak perlu fitrah kondisi jiwa dan raganya dalam sakratul maut ajal memanggil nanti.
Pembaca yang budiman, Satya Buana hanya ingin menjelaskan dan membedah tuntas keilmuan yang dimiliki dilapangan, ternyata berkesesuaian (tidak menyimpang) dengan Al Qur’an dan Al Hadist. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa agama Islam sebagai pedoman dan tuntunan menuju jalan yang lurus dan terang serta luas, dimana Satya Buana sebagai salah satu Ilmu diantara sekian banyak Ilmu Tenaga Dalam yang telah berkembang, maka Satya Buana merupakan salah satu metodologi saja yang kami anggap cukup memadai sesuai dengan bidangnya sebagai penunjang bagi peminatnya dalam memahami dan penerapan Hukum-hukum Syari’at, Tariqat, Hakikat dan Ma’rifatullah untuk menuntun manusia menuju kepada tujuan akhir yaitu beragama Islam yang Kaffah, lurus, terang serta luas.
Demikian juga rangkaian niat kelima cabang ilmu Satya Buana secaqra jelas dan terang terkandung hakekad yang sangat dalam guna memaknai ajaran Islam secara Universal dan Holistic, boleh jadi merupakan hidayah dari Allah SWT. Sehingga ujung dari pembelajaran kelima cabang ke ilmuan akan berakhir dengan kepasrahan diri penuh keikhlasan siap dipanggil Rabb Sang Maha Pencipta Alam Semesta.