Sebagai ilustrasi yang dengan mudah dapat kita pahami, ambil saja contoh sebuah Gitar atau Biola yang mempunyai tabung resonansi terletak di dalam tubuh Gitar atau Biola, yang lubangnya menghadap ke arah sederetan senar-senar gitar atau biola, diluar tubuhnya. Jika senar gitar tersebut dipetik atau digetarkan atau senar biola tersebut digesekkan, maka udara di dalam tabung Gitar atau Biola (ruang resonansi) akan ikut bergetar atau di katakan bahwa tubuh gitar atau biola ”ter-resonansi”.
Getaran yang terjadi di dalam tabung resonansi akan menggema sehingga menghasilkan bunyi (suara) sesuai dengan keinginan kita; keras, lembut, indah, merdu dan sebagainya sesuai dengan keinginan yang memetik Gitar atau Biola. Nada-nada Gitar atau Biola dapat diatur oleh si pemain; katakanlah ia menginginkan nada minor, nada mayor, sedih, sendu, gembira, melankolis, sentimentil, keras, lembut dan lain sebagainya, tergantung suasana hati seorang pemetik Gitar atau pemain Biola.
Namun apa yang terjadi apabila lubang Gitar atu Biola itu buntu atau Biola tersebut kita sumbat dengan kain. Maka dapat dipastikan tidak akan terjadi getaran suara sebagai pantulan dari petikan gitar atau gesekan senar-senar biola tersebut, karena tabung pe-resonansi tidak mempunyai sarana untuk ber-resonansi. Dengan kata lain dapat kita sebut tabung resonansi tidak berfungsi dengan baik dan sempurna, sehingga suara senar terdengar sangat kecil dan tidak enak di dengar. Jika sumbatan dalam tabung pe-resonansi ini kita bersihkan kembali maka Gitar dan Biola akan kembali bergetar atau ber-resonansi. Jadi kemampuan seorang pemain Biola dan Gitar memahami alat yang ia mainkan serta keahliannya dalam memainkan nada-nada senar Gitar dan menggesek Biola sangat menentukan keindahan sebuah getaran suara yang dihasilkan.
Jadi dapat dipahami melalui ilustrasi ini bahwa frekuensi, nada, rytme yang menghasilkan nada sedih, sendu, gembira, melankolis, sentimentil, keras, lembut dan lain sebagainya akan dapat mencerminkan suana hati pemain gitar atau biola. Nada-nada Gitar dan Biola ini akan memancarkan gelombang resonansinya kesegala arah, sehingga dapat menggetarkan (mempengaruhi) ruang resonansi hati dari para pendengar yang ada di sekitar pemain Gitar atau Biola. Akibatnya antara getaran hati pemain Gitar atau Biola yang memainkan nada-nada tersebut dengan para pendengar akan terjadi persamaan gelombang atau nada (frekuensi gelombang). Artinya jika pemain Gitar atau Biola sedang memainkan nada sedih, maka penontonnya akan ikut tertular suasana sedih. Jika pemain Gitar atau Biola sedang memainkan nada riang gembira maka pendengarnya-pun akan ikut tertular suasana gembira, demikian seterusnya.
Ada beberapa syarat terjadinya penyamaan frekuensi gelombang nada atau dengan kata lain si penonton akan bergetar hatinya (ter-resonansi) oleh si pemain Gitar atau Biola; yaitu jika si penonton sangat memahami, mengerti dan mengagumi sosok pemain Gitar atau Biola tersebut, penonton sangat menyenangi nada yang sedang dimainkan. Penonton sangat memahami arti nada yang sedang dimainkan, penonton meresapi dan menghayati betul setiap nada yang sedang dimainkan, penonton dapat mengikuti permainan nada dengan khusuk penuh konsentrasi dan permainan nada tersebut sangat berhubungan dengan situasi dan kondisi yang sedang ia rasakan saat itu. Artinya, antara pemain dan penonton berada dalam suasana gelombang yang selaras, harmonis dan seirama.
Dari beberapa ilustrasi di atas dapat memberikan sebuah pemahaman kepada kita bahwa pancaran (transpormasi) getaran atau gelombang energi tanpa media dalam hukum fisika dapat dibuktikan melalui contoh-contoh peristiwa di atas. Dan setiap getaran atau frekuensi gelombang akan menghasilkan energi dan energi dapat merambat (memancar) dengan media atupun tanpa media.
Setiap materi alam semesta dapat memancarkan maupun menyerap gelombang getaran atau frekuensi, dan besar kecilnya tergantung kepada jenis dan sifat material tersebut. Jadi dalam khasanah ke-ilmuan Satya Buana proses pemancaran dan penyerapan gelombang getaran atau frekuensi, peristiwa resonansi, transfer energi dengan media atau tanpa media merupakan proses pembelajaran yang sudah lazim dan merupakan ke-ilmuan dasar yang wajib dipahami oleh setiap peserta.
Mencermati penjelasan diatas barangkali kita mestinya mempercayai bahwa hati atau jantung manusia itu bagaikan sebuah tabung resonansi seperti Gitar atau Biola dalam rongga tubuh manusia. Hati mempunyai dua bilik atau dua kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif, begitu juga jantung mempunyai dua bilik yaitu bilik kanan dan bilik kiri, masing-masing memiliki koridor, wilayah kekuasaan dan karakteristik tersendiri.
Apabila kita berbuat sesuatu baik itu bernuansa pada taraf berfikir atau beraktivitas fisik, selalu terjadi getaran di dalam hati kita. Taraf berfikir atau beraktivitas fisik, dapat diilustrasikan bagaikan senar-senar Gitar atau Biola. Getaran yang ditimbulkan oleh senar-senar akitvitas tubuh manusia baik konkrit maupun abstrak tersebut bisa bersifat kasar dan keras, bisa juga bersifat lembut atau halus, tergantung kepada bagaimana senar-senar bahasa fisik dan non-fisik itu dimainkan oleh pemiliknya. Cobalah anda rasakan dan hayati, ketika anda gembira atau senang hatinya bergetar, ketika marah hatinya bergetar dan ketika sedih gundah gulana hatinya pun bergetar, ketika anda stress hatinya bergetar, ketika mengalami ketakutan hatinya bergetar dan ketika mengalami ancaman dan tekanan hatinya pun bergetar.
Secara umum getaran yang timbul dalam hati tersebut berasal dari dua sumber atau dua kutub, yaitu ”kutub negatif dan kutub positif”. Getaran hawa nafsu tak terkendali merupakan area kutub negatif yang di aliri oleh getaran yang kasar, keras dan bergejolak bersifat merusak. Getaran Ilahiah merupakan area kutub positif yang dialiri oleh getaran yang konstan, stabil, harmonis, halus, lembut mengarah kepada kebaikan dan kebenaran. Getaran hawa nafsu tak terkendali adalah sebuah getaran keinginan untuk melampiaskan segala keinginan dan kepentingan biologis duniawinya. Getarannya selalu mengarah kepada getaran yang bersifat kasar, keras, selalu bergejolak-gejolak, menggelora, membara dan menyentak-nyentak tidak beraturan.
Dalam tinjauan ilmu fisika getaran semacam ini memiliki frekuensi yang rendah, dengan gelombang amplitudo yang besar. Yang termasuk dalam kategori getaran gelombang hawa nafsu tak terkendali antara lain adalah ”kemarahan, kebencian, dendam kesumat, su’uzhon, iri, kedengkian, hasad, ujub, sombong, congkak, riyaa’, takabur, pembohong, penghasut, fitnah, penipu, putus asa”, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, jika seseorang dalam keadaan emosional tinggi, ia akan mengeluarkan getaran suara atau kata-kata kasar dan keras sebagai ungkapan dari getaran kasar yang bersumber dari gelombang hawa nafsu suara hati yang berada di wilayah kutub negatif terus menjalar ke otak sentralnya sebagai pusat (sentral) perintah ke seluruh organ tubuh. Kemudian gelombang getaran yang kasar dan tidak stabil ini akan merembet dengan kecepatan tinggi kejantung, mengakibatkan jantungnya bergejolak dan berdetak-detak kencang, keras dan tidak beraturan serta mengalirkan hawa panas. Kemudian terjadi peningkatan suhu badan secara spontanitas akibat aliran hawa panas tersebut.
Getaran-getaran gelombang yang kasar tersebut demikian cepatnya merambat keseluruh organ tubuh, sehingga secara fisik akan terlihat mukanya memerah, kadang-kadang pucat, mukanya sangar dan bengis, telinganya panas, badan mengeluarkan keringat, tangannya gemetaran bahkan sekujur tubuhnya bergetar, dada bergetar, nafas tersengal-sengal karena dibutuhkan suplai oksigen yang besar untuk menyeimbangkan kerja jantung dan tidak jarang mengarah ke reaksi fisik yang dapat merusak dan mencelakai orang disekitarnya. Jika kita deteksi dengan alat pengukur getaran jantung ”Electric Cardio Graph (ECG)” akan mucul di layar monitor suatu frekuensi gelombang yang sangat kasar, keras, bergejolak dan tidak stabil, dengan grafik ampiltudo yang besar.
Menurut pakar kesehatan gataran yang jenisnya seperti ini memiliki efek negatif (merusak) terhadap organ tubuh manusia. Jika sebuah benda yang selalu dirambat atau tekena aliran gataran yang bersifat kasar, tidak stabil dan bergejolak, dengan amplitudo yang besar secara terus menerus maka benda tersebut akan mengalami kekakuan dan kemudian mengeras. Demikian pula halnya terhadap hati atau jantung.
Orang yang pemarah memiliki resiko yang besar terjadinya kekakuan hati atau kejang jantung, dan mengerasnya pembuluh-pembuluh darahnya, bahkan seluruh organ tubuh bisa mengalami kekejangan atau kekakuan. Dan secara psichologis dikatakan hati yang mengeras dan kaku tidak gampang untuk bergetar atau ter-resonansi, umpama sebuah gitar atau biola yang tidak diberikan lobang atau rongga sebagai tabung resonansi.
Bukti lain secara psichologis mengatakan bahwa hati yang semakin mengeras jika terus menerus di pengaruhi oleh getaran hawa nafsu yang tak terkendali terjadi pada seorang yang suka berbohong, menipu, menghasut, dengki, iri, sombong, riyaa’, pendendam dan sifat-sifat sejenis lainnya. Pada awalnya orang yang suka berbohong atau mencuri saat ia melakukan perbuatan tersebut hati dan jantungnya bergetar. Akan tetapi jika perbuatan itu ia lakukan berulang-ulang kali maka pada saat ia melakukan perbuatan tersebut untuk yang kesekian kalinya hati atau jantungnya tidak lagi bergetar. Hal ini menunjukkan indikasi hati atau jantungnya sudah semakin mengeras, kaku dan semakin sulit bergetar, kemudian ia semakin menganggap pekerjaan tersebut adalah biasa-biasa saja malah semakin lama semakin mendarah daging.
Sedangkan Getaran Ilahiyah adalah sebuah gelombang getaran frekuensi positif yang memberikan dorongan untuk mencapai tingkat getaran kualitas hati yang memiliki frekuensi tinggi, ampiltudo yang rendah yang mengarah kepada getaran yang bersifat halus, lembut, stabil, serasi, selaras, seimbang, harmonis dan sempurna. Getaran frekuensi Ilahiyah yang bersifat positif ini akan semakin terkendali jika sebuah getaran keinginan untuk melampiaskan segala keinginan dan kepentingan biologis duniawinya dapat ia kendalikan dan diseimbangkan dengan getaran kepetingan akheratnya, kesimbangan getaran jasmani dan rohani, keseimbangan getaran mental dan spiritual.
Getaran yang dihasilkan selalu mengarah kepada getaran yang bersifat halus, lembut, stabil, konstan, indah, serasi, selaras, seimbang, harmonis dan maha terkendali. Dalam tinjauan ilmu fisika getaran semacam ini memiliki frekuensi yang sangat tinggi sampai tidak terhingga, kuat, tajam dengan gelombang amplitudo yang halus, lembut, stabil dan indah. Yang termasuk dalam kategori getaran gelombang Ilahiyah antara lain adalah sabar, ikhlas, yakin, tenang, penyayang, pengasih, pema’af, tawakkal, tawadhuk, qona’ah, tentram, damai, penolong, peka (sensitive), simpati, empati dan sebagainya sifat-sifat kebaikan dan kesempurnaan hati.
Sebagai contoh, jika seseorang dalam kondisi kestabilan emosional yang tinggi, tenang, sabar maka ia akan mengeluarkan getaran suara atau kata-kata halus, lembut, sopan dengan rangkaian bahasa yang indah, sebagai ungkapan dari getaran lembut dan halus yang bersumber dari gelombang getaran Ilahiyah suara hati yang berada di wilayah kutub positif, terus menjalar ke otak sentralnya sebagai pusat (sentral) perintah ke seluruh organ tubuhnya.
Kemudian gelombang getaran yang halus, lembut dan stabil ini akan merembet dengan kecepatan tinggi kejantung, mengakibatkan jantungnya berdetak lembut, halus, stabil, selaras, serasi seimbang, haramonis secara kontinyu serta mengalirkan hawa yang menyejukkan. Kemudian akan terjadi kestabilan suhu tubuh akibat aliran hawa sejuk tersebut. Getaran-getaran gelombang yang halus dan lembut demikian cepatnya merambat keseluruh organ tubuh, sehingga secara fisik akan terlihat sosok penampilannya penuh dengan ketenangan, keagungan, kewibawaan dan wajahnya selalu tenang, teduh, halus, lembut, segar, berseri, menyejukkan dan bercahaya cemerlang. Maka tidaklah mengherankan, sering terjadi ketika kita berhadapan dengan orang seperti ini hati kita menjadi luluh, segan, hormat malah terasa sejuk, damai dan nyaman. Jika kita deteksi dengan alat pengukur getaran jantung ”Electric Cardio Graph (ECG)” akan mucul di layar monitor suatu frekuensi gelombang yang sangat tinggi, halus, lembut, tajam dan stabil, dengan grafik ampiltudo yang kecil dan stabil.
Menurut pakar kesehatan gataran yang jenisnya seperti ini memiliki efek bersifat positif (memperbaiki, menyempurnakan) terhadap organ atau energi tubuh manusia yang mengalami kekacauan. Jika sebuah benda yang selalu dirambat atau tekena aliran gataran yang bersifat halus, lembut, stabil dan konstan, dengan amplitudo yang kecil secara terus menerus maka benda tersebut akan mengalami kelenturan dan feksibelitas yang tinggi serta melembut. Demikian pula halnya terhadap hati atau jantung, semakin halus dan lembut getarannya maka akan menghasilkan frekuensi yang semakin tinggi. Pada frekuensi 108 akan menghasilkan gelombang radio dan pada frekuensi 1014 akan menghasilkan gelombang cahaya.
Orang yang sabar, tabah, ikhlas, penyayang, pengasih dan seterusnya, memiliki resiko yang sangat kecil terhadap kemungkinan terjadinya kekakuan hati atau kejang jantung, dan getaran pembuluh-pembuluh darahnya lembut dan halus, bahkan seluruh organ tubuhnya bisa mengalami elastisitas dan kelenturan yang luar biasa. Dan secara psichologis dikatakan hati yang lembut dan halus, gampang untuk bergetar atau ter-resonansi, umpama sebuah gitar atau biola yang memiliki lobang atau rongga yang sangat sempurna sebagai tabung resonansi.
Jadi orang yang memiliki hati yang lembut, halus, dan stabil akan menghasilkan gelombang cahaya di dalam hatinya. Semakin tinggi frekuensi getaran hatinya, maka getaran cahayanya akan semakin tinggi dan akan merembes keluar menggetarkan seluruh bioelektron dalam seluruh sel-sel tubuhnya mengikuti frekuensi cahaya terebut menembus kulitnya. Dampaknya tubuh fisiknya akan memencarkan cahaya atau disebut aura yang jernih. Dan aura atau cahaya rohani tubuh tersebut akan memancar kesegala arah lingkungannya.
Getaran hati yang halus dan lembut seperti ini selalu dimiliki oleh orang-orang ahli ibadah dan memiliki akhlak terpuji, yang telah mampu mengisi kedua kutub hatinya dengan getaran frekuensi energi positif yang mereka aktualisaikan dengan cara senang mengerjakan sholat, senang bersadaqah, senang membaca dan mempelajari ayat-ayat Allah maupun hadist-hadist nabi, senang berdzikir, senang berpuasa, senang menolong orang-orang yang susah, senang menyantuni anak yatim piatu, fakir miskin, senang dengan segala kebaikan, benci dengan kemungkaran atau kezholiman dan senang mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Maka seluruh pri kehidupannya akan terlihat indah, tenang, tentram, damai, serasi, selaras, seimbang dan harmonis.
Jadi, yang paling mendasar perlu kita pahami dan mengerti dengan baik dari berbagai uraian di atas adalah bagaimana kita harus mampu membuka hati kita dengan penuh keyakinan dan keikhlasan. Sebab seseorang yang tidak yakin dan tidak ikhlas, sama saja artinya tidak mau membuka hatinya atau menutup hatinya rapat-rapat, sehingga hatinya tidak akan ter-resonansi sampai kapanpun. Karena pintu keluar masuknya gelombang resonansi yang paling utama adalah memalui jendela hati. Sebagaimana Rosullah menyatakanan dalam hadistnya: ”Sesungguhnya amal perbuatan kamu itu bergantung pada niat didalam hatinya”.