SELAMAT DATANG DI BLOGGER POTD SATYA BUANA CABANG BENGKULU

Rabu, 23 Januari 2013

LATAR BELAKANG PEMBELAJARAN SATYA BUANA

 Inspirator  :  Nazamuddin (Anggota Senior Satya Buana)
 
Banyak sekali manusia baik sadar maupun tidak, sering melakukan suatu tidakan sia-sia sejak zaman dahulu kala sampai saat sekarang ini, yaitu sebuah keinginan pencapaian tingkat kemampuan memperoleh energi plus, kekuatan bathin, kekuatan supranatural, kekuatan indra ke-enam, kekuatan meta-energi atau kekuatan spiritual melalui pembelajaran, pengisian dan penambahan energi fisik maupun metafisik kedalam tubuhnya dengan cara cepat dan instant (pengisian).

Walaupun ia harus rela mengeluarkan biaya yang cukup mahal dari koceknya atau mungkin berguru kemana-mana, bahkan kadang-kadang sadar maupun tidak secara tak sengaja mereka telah menggadaikan Aqidah dan Keimanan yang telah tertanam dalam dirinya kepada Sang Maha Pencipta Energi itu sendiri. Kondisi seperti ini tak ubahnya sedang berlakukanya Hukum Kekekalan Energi yakni Total Energy = M.E1 + M.E2 +M.E3 + …….M.En, dimana:

M.E1 = Potensi Energi Murni yang tersimpan dalam tubuhnya;
M.E2 = Energi hasil penambahan secara Instrant dari Dukun, Paranormal atau Orang pintar lainnya (yang berprofessi sebagai pedagang Ilmu Tenaga Dalam/Tenaga Spiritual/Tenaga Olah Bathin);
M.E3 = Energi hasil kolaborasi dengan Jin, Syetan dan Iblis ; dan,
M.En = Energi dari berbagai sumber lainnya yang tidak Ilahiah. Pada akhirnya bercampur baurlah segala macam energi yang tidak sesuai dengan kondisi fitrahnya sebagai manusia di dalam dirinya, yang cepat atau lambat akan berakibat buruk terhadap jiwa maupun fisik tubuhnya dan suatu saat nanti mereka sendiri yang akan membayar mahal akibat dari prilaku tersebut.

Apalagi saat ini, banyak kita temui orang-orang yang telah mencoba mempelajari Olah Tenaga Dalam (OTD) misalnya melalui Ilmu Olah Pernafasan, Olah Gerak Tertentu, Meditasi, Hypnonotisme, Spiritisme, ataupun Olah Konsentrasi yang bertujuan diantaranya adalah untuk mendapat kemanfaatan dibidang kesehatan jasmani maupun rohani, mendapatkan kemudahan/ fasilitas dalam kehidupan, ketenangan jiwa, kepuasan bathin, mendapatkan kemampuan spiritual tertentu dan bagi yang peka akan mengalami berbagai fenomena seperti dorongan dan putaran secara fisik.

Sampai sejauh ini masih sedikit sekali orang yang dapat memahami begaimana memahami dan mempelajari Olah Tenaga Dalam (OTD) menurut kaedah Rasionalitas dan Logis dapat dikaji secara Ilmiah, tidak menyimpang dari syari’at Agama, serta jauh dari unsur-unsur yang bersifat mistik dan klenis menyesatkan. Hal ini perlu dipahami dan dicermati secara baik agar kita dapat membedakan antara unsur-unsur ilmiah dalam OTD dan unsur yang bersifat mistis dan klenis dalam Ilmu-ilmu Tenaga Dalam lainnya yang kalau kita cermati dan perhatikan perbedaannya kadang-kadang sangatlah tipis.

Kalaulah mereka mau menyadari bahwa manusia telah ditrakdirkan sebagai khalifah di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan kemampuan Fisik maupun Rohaniah dalam rangka penciptaan barang produksi nyata yang diupayakan oleh Kemampuan Akal (Kecerdasan Otak/IQ), Kemampuan Emosional (Kecerdasan Emosi/EQ) dan Kemampuan Spiritual (Kecerdasan Spiritual/SQ) dari jiwa yang mempunyai daya/Kekuatan Inner Power (Kekuatan Murni Dalam Tubuh). Oleh karena itu agar Inner Power (kekuatan murni dalam tubuh) ini semakin besar kapasitasnya pada tahapan pertama harus diselaraskan terlebih dahulu dengan menyerap kekuatan daya dari bahan baku lingkungannya, kekuatan Daya Gravitasi Inti Bumi dan Daya Gravitasi Alam Semesta (Gravitasi Prana Alam) yang bersifat Ilahiah dan mengikuti Hukum Sunatullah.

Bila kita mau mencermati, menganalisa dan memahami bahwa menurut Firman Allah dalam Al-Qur’an alam semesta ini (Bumi dan Langit berserta isinya) bertasbih (patuh/taat/tunduk) senantiasa mengikuti perintah Allah. Dengan memohon izin dan ridho kepada Allah sebagai pemilik dan pencipta kedua daya tersebut, maka proses perubahan bioelektromagnetik manusia sebagai mikrokosmos dapat diselaraskan dengan medan elektromagnetik alam semesta sebagai makrokosmos. Karena, menurut Firman-Nya semua materi alam semesta ini memang diciptakan oleh Allah bagi manusia untuk dimanfa’atkan secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan manusia itu sendiri, tidak diciptakan hanya untuk main-main dan juga tidak diciptakan sia-sia.

Qs. Al-Baqarah ayat 29: ”Dialah yang telah menciptakan apa yang ada di bumi ini semuanya untuk kamu (manusia)”.


Qs. Shaad ayat 27: ”Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya sia-sia”.


Qs. Al-Ambiayaa’ ayat 16: ”Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya buat main-main”.


Dan pada tahapan berikutnya melalui ke dua daya ini dapat dikirimkan sinyal medan listrik dan medan magnetnya ke wilayah alam semesta lainnya untuk memperlancar getaran/gelombang komunikasi antar alam semesta atau makhluk lainnya.

Contohnya, dalam bidang telekomonikasi para ahli telah memanfaatkan gelombang radio dengan frekuensi 30 kHz -300 kHz (gelombang panjang dan komunikasi jarak jauh), 300 kHz -30 MHz (gelombang medium lokal dan komunikasi jarak jauh), 3 MHz -30 MHz (gelombang pendek dan komunikasi jarak dekat pada radio amatir dan radio CB), 30 MkHz -300 MHz (Radio FM, Panggilan Darurat, Radio Polisi), 300 MHz – 3 GHz (gelombang TV), dan di atas 3 GHz (komunikasi satelit, radar, telepon dan saluran televisi). Artinya dengan pemanfaatan getaran gelombang yang tersedia di alam semesta manusia telah mampu mengirim getaran suara yang berisikan pesan, berita, data, gambar, maupun tulisan berupa informasi jarak jauh tanpa harus berpindah tempat ke daerah penerima pesan, seperti penggunaan pesawat telepon, telepon digital (HP), televisi , e-mail, faxi mail, chatting, SIG dll. Namun semua contoh diatas masih bergerak dalam area kaedah Hukum Fisika yang bersifat material, belum memasuki arena hukum Metafisika (Im-material).

Proses pembelajaran dalam Satya Buana ini bukan bertujuan untuk memperoleh kesaktian, kehebatan, kekebalan dan lain sebagainya, akan tetapi tujuan utamanya untuk memperoleh kesehatan yang prima bagi para pesertanya, sehingga otaknya dapat berfikir secara jernih dan seimbang dalam menyusun program berprikehidupan yang lurus, jujur dan ikhlas sesuai dengan tuntunan dari Sang Pencipta dirinya Allah Azza Wa Jalla, sedangkan dampak lainnya yang diperoleh hanyalah berfungsi sebagai bonus saja.

Agama Islam adalah pedoman manual/aturan untuk mencapai arah tujuan hidup yang benar lagi lurus, sedangkan Satya Buana adalah ilmu yang memanfaatkan bahan baku gravitasi bumi dan gravitasi alam semesta yang telah dirumuskan dalam aturan hukum Agama Islam yang dapat dimanfa’atkan bagi manusia (mikrokosmos) antara lain dapat digunakan dibidang kesehatan, agar manusia menjadi sehat secara jasmani maupun rohani dan selalu tetap selaras dengan getaran alam semesta itu sendiri. Dengan harapan, jika seseorang umat itu sehat lahir dan bathin, sehat mental dan spiritual, sehat jasmani dan rohani, mereka akan dapat memahami, mengerti, meyadari dan menjalankan syari’at agamanya dengan baik, sempurna dan ikhlas hanya untuk Allah SWT. semata.

Pada satu sisi pendekatan metodologi Satya Buana terhadap manusia dengan memanfaatkan gelombang bioelektromagnetignya seperti yang telah dijelaskan di dalam Ilmu Kedokteran, maka pendekatan pada alam semesta tak ubahnya seperti teori dan aplikasi Ilmu Fisika memanfaatkan kekuatan atom, angin, gelombang ombak, gelombang radio, cahaya matahari, air terjun, uap, gas bumi, energi fosil, batu bara dan lain sebagainya sebagai kapasitor pembangkit tenaga elektrik dan magnet untuk berbagai keperluan manusia.


Dalam bidang Kejiwaan sebagaimana dijelaskan dalam Ilmu Psychologi akan mengarahkan manusia pada pencapaian kondisi Super Ego, sehingga terciptanya kondisi prilaku terpuji dan akhlak mulia sebagai makhluk sosial dalam tatanan hubungan horizontal sesama manusia maupun terhadap makhluk lainnya, sehingga terbentuklah dalam dirinya keseimbangan antara kehidupan dunia (cenderung materialistis) dan kehidupan akhirat (cenderung melupakan dunia).


Sedangkan dibidang Rohani menisyaratkan pembuangan limbah metafisik dan menjauhkan diri dari prilaku kafir, musyrik, syirik, bida’ah, takabur dan kurafat serta perbuatan tercela lainnya. Kesemuanya akan berujung kepada “Proses pebelajaran mengenal diri sebenar diri” agar tercapai tingkat kerendahahn hati serta penyerahan diri secara totalitas kehadapan Rabb Yang Maha Pencipta dan Maha Berkuasa”.


Dengan mengikuti proses pembelajaran dalam Pelatihan Olah Tenaga Dalam (POTD) Satya Buana, sebenarnya adalah sebuah proses pembelajaran yang ditempuh secara Normal dan Universal, bukan proses pembelajaran Para Normal atau Pedukunan atau bernuansa Klenis, karena segala aktivitas kegiatan maupun aplikasi ke Ilmuannya bersifat: logis, universal, holistic, intergral, transparan (tidak ada rahasia yang disembunyikan) serta ilmiah yang dapat dibuktikan baik secara Biologis-Anatomis, Fisiologis, Psichologis, Neurologis, Fisika, Metafisika maupun Ajaran Syari’at Agama Islam, tetapi tidak pula sekuler.


Seperti halnya Teori Creato ex Nihilo menunjukkan bahwa sebelum berlatih untuk memperoleh kondisi Inner Power, maka yang ada dalam dirinya adalah ketiadaan yang energinya Nol dan setelah pembentukan sejumlah materi dan energi (bioelektromagnetik) yang bersifat positif, bila dibandingkan dengan energi yang bersifat negatif seperti energi potensial (efek daya gravitasi) yang sama besarnya, sehingga jumlah keduanya tetap Nol Besar (Netral).


Oleh karena itu terdapat 6 ciri khas pembeda antara Metodologi Olah Tenaga Dalam Satya Buana terhadap Olah Tenaga Dalam lain yang sejenis, yaitu:


1. Potensi energi diperoleh melalui olahan diri sendiri (Inner Power/Tenaga Inti Murni dalam tubuh) dengan bahan baku olahan adalah Daya Inti Bumi (Gravitasi Bumi) dan daya Prana Alam (Gravitasi Alam Semesta), bukan berupa isian non fisik bersifat Instant seperti pengamalan mantra-mantra tertentu, pertapaan, samedi, menghadirkan makhluk dimensi lain dengan cara berkolaborasi dan lain sebagainya.


2. Tenaga Dalam diolah melalui metodologi Olah Konsentrasi, Olah Gerak (jurus) tertentu (mirip gerakan senam kesegaran jasmnani berbasiskan gesekan dan gerakan berputar) dan Olah Nafas (Nafas Segi Tiga, Nafas Tarik dan Lepas Halus dan Olah Nafas Berirama melalui hidung berpusat di kundalini), diperkuat dengan dzikir dalam hati yang ikhlas kepada Allah Azza Wajalla, bukan pembacaan mantra tertentu yang tidak jelas maknanya.


3. Medan getaran energi tenaga dalam adalah bersifat vertical sehingga sulit dideteksi oleh pihak lain, bukan bersifat horizontal yang gampang terdeteksi.


4. Hasil olahan tenaga dalam tidak tersimpan dalam tubuh, akan tetapi tubuh hanya berfungsi sebagai katalisator (receiver, transmitter, konduktor, transpormator dan induktor) dari medan energi alam semesta, kapan saja siap untuk digunakan atau tune-in (sudah terprogram dan di-install dalam tubuh).


5. Medan getaran energi tenaga dalam bersifat mengisap, memancar, meluruhkan, menetralisir, melemahkan energi/tenaga dalam dari pihak lain, bukan bersifat menyerang atau membalas.


6. Setiap tingkatan dan jenjang punya falsafah, setiap awal latihan dimulai dengan do’a dan ditutup dengan do’a yang ikhlas kepada Allah SWT, setiap jurus dimulai dengan niat dan tujuan gerakan jurus, sehingga setiap tingkatan akan tahu apa hasil yang akan diperoleh sampai kepada tujuan akhir kepelatihan.


Untuk memudahkan kita dalam memahami bagaimana Olah Tenaga Dalam dapat dikaji secara Ilmiah dan dapat diterima menurut akal pikiran kita, maka perlu kita kaji terlebih dahulu fenomena apa yang ada didalam tubuh dan bagaimana fenomena itu dapat terjadi dan bagaimana pula fenomena itu dapat mempengaruhi, diolah dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia.


Fenomena yang ada di dalam tubuh manusia secara jelas dan telah dibuktikan secara Ilmiah adalah adanya sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh setiap makhluk hidup. Fenomena seperti ini dalam bahasa ilmiahnya sering disebut dengan Biolistrik dan Biomagnet (Bio-energi).


Dengan adanya sifat Bioelectricity dan Biomagnetism didalam tubuh manusia, berarti tubuh memiliki suatu kemampuan untuk memancarkan dan atau menangkap (menyerap) gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang rendah (sehingga tubuh dapat dipandang sebagai stasiun pemancar dan penangkap gelombang radio).


Pada tahun 1960 seorang ahli fisika dari Australia (khususnya dalam bidang Biofisika) mengungkapkan betapa pentingnya sifat kelistrikan dan kemagnetan di dalam tubuh makhluk hidup dan dinyatakan telah menjadi sebuah “Teori dan Filosofi Kelistrikan (Biolistrik) dan Kemagnetan (Biomagnet) dalam tubuh” sebagai berikut:


“Suatu Organisme/makhluk hidup dikatakan hidup jika organisme tersebut mempunyai kemampuan dalam membangkitkan Biolistrik dan Biomagnet yang ada diadalam dirinya”.


Begitu kuatnya filosofi ini, maka ada berberapa pertanyaan yang layak untuk kita ajukan antara lain:

· Apakah memang ada sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh kita ?
· Bagaimana terjadinya sifat kelistrikan dan kemagnetan tersebut ?
· Dipengaruhi oleh apa saja sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh tersebut ?

Kajian yang diungkapkan dalam tulisan kami kali ini adalah sebagian kecil saja tentang sifat kelistrikan dan kemagnetan di dalam tubuh manusia serta hubungan dengan Kepelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana serta beberapa aspek kajian fisika dan metafisika, diantaranya menyangkut tentang sifat-sifat kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh, dikaitkan dengan olah nafas, olah konsentrasi, olah gerak jurus berbasis putaran dan gesekan, resonansi (tunning) gelombang listrik dan magnet, prinsip superposisi, interferensi dan modulasi gelombang dalam tubuh, Hukum Telapak Tangan Kanan, efek foto listrik, prilaku gelombang cahaya dan beberapa fenomena Fisiologis, Psichologis dan aspek Spiritual diri manusia dalam Tatanan Pelatihan Olah Tenaga Dalam untuk keperluan kesehatan jasmani maupun rohani.

Harapan kami setelah anda membaca dan mencermati buku ini, setidak-tidaknya anda akan mendapatkan sebuah gambaran bahkan mungkin pemahaman dan pengertian yang mendalam tentang Olah Tenaga Dalam dari berbagai sudut pandang. Kami juga sengaja menyajikan beberapa batasan istilah yang kami gunakan dalam buku ini dengan maksud untuk membentuk atau menciptakan kesamaan pengertian/pemahaman/persepsi tentang makna dari suatu istilah yang berkaitan atau sering digunakan didalam kepelatihan Tenaga Dalam terurtama Pelatihan Tenaga Dalam Satya Buana, agar setiap orang yang membaca buku ini mempunyai pengertian yang sama terhadap sesuatu istilah yang digunakan, sehingga tak terjadi mis-komunikasi (salah penafsiran saat berkomunikasi) atau miss-understanding (salah paham) dan lain sebagainya.

Salah paham, salah pengertian, salah tafsir, salah interpretasi, sering menimbulkan buruk sangka, fitnah, akibatnya terjadi jurang perbedaan pemahaman dan pengertian yang dalam diantara semua orang. Untuk itu maka perlu adanya kesamaan pengertian dan pemahaman, agar tidak terjadi saling tunding, saling menyalahkan, saling tuduh yang tak berujung atau mengganggap dirinyalah yang paling benar. Perlu diingat tidak ada kebenaran mutlak diatas muka bumi ini dan kita hanya mampu mendekati kebenaran tersebut, semuanya serba relatif, yang benar adalah Allah Yang Maha Benar dan Maha Mengetahui.

Kenyataan yang sering kita temui, terutama orang awan yang belum pernah samasekali mengetahui Dunia Tenaga Dalam, barangkali mungkin petanyaan pertama kali muncul saat mendengar tentang Berlatih Tenaga Dalam adalah apakah hukumnya mempelajari Tenaga Dalam ? Apakah diperbolehkan dari sudut syari’at Agama terutama agama Islam (bagi yang beragama Islam) ? Apakah belajar Tenaga Dalam dapat didikaji dan diterima melalui akal sehat, logis, ilmiah, konkrit, wajar dan seterusnya ? Apa beda olah tenaga Dalam dengan dunia paranormal, klenis, pedukunan, ilmu pengetahuan ilmiah dan teknologi, dan dunia ghoib ? Untuk menjawab semua pertanyaan ini, kami telah mencoba menjelaskan secara rinci dalam beberapa tilisan kami dalam blogger ini untuk dicermati, agar kita dapat mengenal, memahami dan menganalisa dengan akal dan hati yang jernih seperti apakah yang dikatakan dengan Olah Tanaga Dalam tersebut.


Kami telah berupaya memberikan penjelasan dengan seterang-terangnya baik pemahaman Tenaga Dalam bersifat umum dan Olah Tanaga Dalam secara khusus menyangkut Tenaga Dalam tertentu, seperti Pelatihan Olah Tanaga Dalam Satya Buana.

Kami juga menyajikan beberapa contoh pemikiran baik yang berasal dari praktisi Tenaga Dalam, eks praktisi tenaga dalam, maupun pengamat Tenaga Dalam yang kadangkala memang memiliki cara pandang yang berseberangan (kontroversial) satu dengan lainnya. Salah satu contoh pengungkapan tentang istilah Tenaga Metafisika, menurut penulis terdapat pencampuradukan pemahaman antara makna Ilmu Pengetahuan Konvensional (Ilmiah) dengan pemaknaan berdasarkan persepsi non ilmiah (dogmatis).

Menurut penulis pemahaman istilah Tenaga Metafisika berdasarkan makna Ilmu Pengetahuan Konvensional (Ilmiah) adalah energi yang dihasilkan atas dasar hukum-hukum metafisika atau diatas kekuatan hukum-hukum fisika. Sedangkan pemahaman istilah Metafisik persepsi non ilmiah seringkali dalam penterjemahannya dikaitkan dengan kekuatan metafisik atau kekuatan diatas fisik seperti kekuatan paranormal, supranatural, kekuatan jin, karomah dan yang sejenis dengan itu, akibatnya bercampur aduklah (rancu) antara pengertian Metafisika menurut sudut pandang ilmiah terhadap sudut pandang kekuatan ghoib atau Metafisik. Akhirnya terjadi kesimpangsiuran pengertian yang diawali oleh perbedaan persepsi dan sudut pandang terhadap istilah Metafisika.

Secara khusus kajian tentang aspek Metafisika akan kami sajikan pada artikel tersendiri. Walaupun demikian kami tetap mencoba menyajikan berbagai sudut pandang sekalipun terdapat perbedaan pemahaman dengan harapan dapat memperkaya wacana dan pengetahuan para pembaca. Selamat membaca, semoga buku ini akan menambah wacana dan kreativitas berfikir anda.

Jika didalam banyak penjelasan didalan buku ini nanti anda dihadapkan pada pelbagai penjelasan yang besifat sangat Imiah, ini bukan berarti kami seakan-akan memaksakan mengilmiah-ilmiahkan Olah Tenaga Dalam, misalnya untuk tujuan mempengaruhi pola pikir anda, tapi menurut kami kalau memang itu ilmiah kenapa harus ditutup-tutupi. Yang jelas mari kita mencoba memahami sesuatu hasil karya itu tidak hanya dari pola pikir kita, tapi kajilah dari berbagai sudut pandang lain secara fair, agar kita dapat bersikap adil dan bijak dalam memahami dan menilai sesuatu.

Kamis, 17 Januari 2013

Belajar Tenaga Dalam (Bagian ke-2): Tenaga Dalam yang Anti Ajarkan Kesaktian


Tenaga dalam tidak melulu mengajarkan pukulan maut.
Tenaga dalam tidak selalu mengajarkan orang menjadi sakti mandraguna.
Tenaga dalam tidak harus mengajarkan orang jadi kebal yang hanya membuat kesombongan baru.
Tenaga dalam tidak mutlak mengajarkan orang untuk melihat hal gaib, karena yang tahu akan tentang hal gaib hanya Yang Maha Kuasa.
Ada tenaga dalam yang justru mengembalikan manusia ke kodrat fitrah.
Ada tenaga dalam yang justru menghilangkan kesaktian.
Ada tenaga dalam yang malah menyiapkan kondisi manusia agar sewaktu-waktu siap masuk ke liang lahat, mempunyai bekal saat dipanggil Tuhan.
Tenaga dalam yang melatih manusia menjadi pribadi yang ikhlas dan meluluhkan sifat nafsu dendam dan angkara murka.
Itulah metode tenaga dalam pembaharu yang kami kembangkan saat ini. Saya yakin tidak semua orang pikirannya nutut dengan konsep tenaga dalam pembaharu ini.
Pasti diantara anda ada yang tidak percaya : Mana mungkin ada tenaga dalam (TD) yang nggak ajarkan kesaktian ? Nggak juga ajarkan mecah beton atau es batu ? Nggak juga ajarin mukul orang sampai terpental ? Lantas, apa menariknya ?
Bagi sebagian pemuda, yang darah mudanya masih panas, TD yang kami kembangkan ini mungkin kurang menarik. Tetapi, bagi mereka yang mencari ketenangan hidup, pendekatan spiritual yang lebih baik, kesehatan dan kesembuhan dari sakit, TD kami ini layak jadi referensi. TD ini juga menarik bagi kaum wanita, karena tidak menonjolkan kekuatan fisik yang keras.
Melalui teknik senam pernafasan tenaga dalam, TD ini menggunakan daya inti bumi dan prana alam sebagai bahan bakunya. Anda yang belum tahu apa itu daya inti bumi dan prana alam silahkan membaca artikel kami yang lain di dalam blogger ini.
Tujuan utama metode TD ini adalah mengembalikan manusia ke kondisi nol atau fitrah. Fitrah disini tidak berarti fitrah (bersih) dari dosa, tidak demikian. Fitrah dalam konteks ini adalah bersih dari limbah fisik, limbah mental, dan limbah rohani.
Yang termasuk limbah fisik antara lain: penyakit jantung, hipertensi, asma, tumor, kanker, kolesterol dan asam urat tinggi, obesitas, impotensi, insomnia, serta berbagai penyakit medis lainnya.
Yang termasuk limbah mental antara lain: stress, psikopat, tidak percaya diri, kleptomania, latah, pemarah, pendendam, penyimpangan perilaku seks, dan sebagainya.
Yang termasuk limbah rohani antara lain: malas beribadah, malas beramal, pelit / kikir, ragu akan adanya Tuhan, dan sebagainya.

Tenaga Dalam Pembaharu, Apanya yang Baru ?
Yang baru adalah tujuan sistem tenaga dalam ini. Karena belum ada metode tenaga dalam yang mempunyai tujuan mengembalikan manusia ke fitrahnya. Yang ada hanyalah yang mirip-mirip metodenya. Mirip pun artinya tidak sama. Metode TD kami bukan cabang atau kombinasi dari aliran prana. Bukan juga pengembangannya. TD ini juga bukan cabang dari aliran reiki manapun atau pengembangannya. Tidak juga berkiblat pada aliran tertentu suatu agama atau juga pada tokoh spiritual tertentu. Kami tidak menganut aliran tertentu. Kami berdiri sendiri atas nama POTD SATYA BUANA.
Meskipun tujuan utamanya erat dengan pembentukan spiritual yang lebih baik, tetapi TD ini tetap mempunyai berbagai bonus aplikasi sebagai senjata menghadapi problematika hidup. Bonus aplikasi itu bisa didapatkan setelah seseorang berlatih selama kurang lebih dengan porsi 24x latihan.
Manfaat atau bonus aplikasi tersebut adalah :
1.Sehat jasmani dan rohani.
2.Menetralisir serangan atau gangguan dari luar, baik yang berupa niat jahat orang lain ataupun dalam bentuk guna-guna / santet dan black magic lainnya.
3.Penyembuhan untuk orang lain, misal untuk keluarga, kerabat atau teman.
Cuma itu ?
Tidak.
Ada aplikasi tambahan lainnya yang dapat dikembangkan atau dilatih sesuai jenjang tingkatan, antara lain:
1.Menghidupkan kepekaan alamiah dari panca indera manusia, sehingga tubuh dan jiwa terlatih untuk peka terhadap gelombang energi di alam sekitar.
2.Mampu melindungi objek tertentu dari niat jahat atau serangan energi negatif, misalnya melindung rumah, pabrik, gudang, bank, brankas barang berharga, kendaraan, dan sebagainya.
3.Mencerdaskan otak kanan dan otak kiri serta peningkatan daya nalar.
4.Mengembangkan teknik penyembuhan penyakit kelas menengah sampai berat, misalnya jantung koroner, pengendalian diabetes, kanker,dll
6.Penyembuhan jarak jauh.
7.Mendeteksi sumber daya alam, air, minyak bumi, gas, batubara, dan sebagainya.


WANITA KARIER: Salah satu profesi yang cocok mempelajari tenaga dalam, untuk menjaga dirinya sendiri dari kekerasan, ancaman atau pelecehan. Wanita umumnya kurang menyukai beladiri yang keras dan menonjolkan kekuatan fisik. Belajar tenaga dalam adalah salah satu solusinya.
TD ini bisa dimiliki oleh siapapun karena fungsi dan aplikasi terapannya bisa disesuaikan dengan tuntutan profesi, misalnya :
1.Dokter.
2.Ahli homeopathy.
3.Herbalis.
4.Psikolog.
5.TNI / Polri.
6.Kalangan eksekutif.
7.Artis / seniman.
8.Security Guard.
9.Pemimpin daerah, Pejabat yang berhubungan dengan masyarakat secara langsung, Bupati / Walikota, Gubernur, bahkan sampai Kepala Negara.
10.Perawat.
11.Tokoh Agama.
12.Driver.
13.Karyawan swasta.
14.Kalangan akademisi, baik itu peneliti, dosen, mahasiswa, pelajar.
Dan lain-lain.
Teknis pelatihan tenaga dalam ini tidak kami ungkap secara detail di blogger ini, mengingat gelombang energi yang terbentuk sangat dahsyat dan dapat mengeluarkan limbah yang terpendam dalam diri manusia. Proses demikian itu harus dalam pengawasan kami secara langsung.
Jika anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan hubungi :
1. Bpk. Ir. Ismakun Budiono (08127387890)
2. Bpk. Drs. Hari WP (085664920204)
3. Nurhas Bunaida, S.Kom (085267041671)
4. Bpk. Ir. Nazamuddin (081919236671)

Minggu, 05 Februari 2012

Melawan Sihir Dengan Istighfar

Kisah yg dialami salah satu pasien Satya Buana Bengkulu:
Hatinya selalu diselimuti kesedihan dan kepedihan. Pikirannya semrawut dan kacau. Keceriaan dan kebahagiaan telah enyah dari kehidupannya. Hari-harinya terasa begitu berat dan kelam. Dan itu semua terjadi setelah suaminya tiba-tiba berubah total 180 derajat. Setelah beberapa tahun bersama di bawah satu atap sebagai suami istri dengan kehidupan yang cukup tenang, damai, bahagia dan ceria. Dimana selama itu sang suami adalah seorang yang baik, lembut, dan penyayang. Tapi tiba-tiba saja ia berubah menjadi suami yang kasar, bengis dan ringan tangan. Hampir tidak ada hari yang dilewati istri tanpa kekerasan dan pukulan yang diterimanya dari suami.
Dan ketika mengenang kembali masa lalu, iapun masih ingat betul betapa halus kata-kata suami saat itu. Betapa lembut sikapnya, dan betapa mulia perangainyanya. Lalu ia bandingkan dengan kondisinya sekarang, maka apa yang terjadi benar-benar tidak bisa dicerna oleh nalar dan akal siapapun. Iapun tak habis pikir, heran dan hanya bisa bertanya-tanya, ada apa gerangan? Apa yang sejatinya telah terjadi padanya dan pada keluarganya? Apa yang keliru? Apakah ada kesalahan fatal yang pernah dilakukannya tanpa disadarinya? Atau telah sampai kepadanya hal negatif tertentu yang tidak pernah diperbuatnya, atau kata-kata buruk yang tidak ia ucapkan? Atau… atau… dan atau…?
Ya. Pertanyaan demi pertanyaan itulah yang terus menggelayut di hatinya tiap hari, tanpa mendapatkan jawaban yang masuk akal. Sementara itu perilaku dan sikap buruk suaminya terhadapnya dari hari ke hari semakin bertambah dan menjadi-jadi. Sehingga iapun merasa tak lagi nyaman duduk bersamanya, dan tak tahan tinggal serumah dengannya. Namun setiap kali mengadu kepada keluarganya, mereka selalu menasehatinya agar tetap sabar dan tabah, minimal demi anak-anak.
Sehingga akhirnya iapun yakin bahwa, hanya Allah sajalah tempat ia harus bergantung, bersandar dan mengadu. Dia-lah Dzat Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, dan Yang Menghilangkan semua musibah, bencana dan kepedihan. Maka iapun mulai selalu berdoa dan berdzikir wa bilkhusus dengan doa dan dzikir istighfar, sebanyak-banyaknya, pagi dan petang, siang dan malam, serta dalam segala kondisi dan keadaan, tanpa henti dan tanpa putus asa. Tentu juga disamping menambah ketaatan-ketaatan yang lain. Dan tak lupa ia juga menyibukkan diri dengan lebih tekun mengajarkan Al-Qur’an dan lain-lain kepada anak-anaknya. Semua itu ia lakukan, terutama doa dan dzikir istighfar, dengan niat khusus dan harapan spesial agar Allah melepaskannya dari derita yang dialaminya.
Dan pada hari kelabu itu, suaminya masuk rumah dan tanpa ba bi bu tiba-tiba langsung menghajarnya tanpa ampun, secara lebih keras daripada biasanya. Dan setelahnya langsung keluar lagi dan pergi, tanpa hirau dan peduli terhadap apa yang telah dilakukannya pada istrinya. Kalau sudah begini rasanya sudah tidak ada tempat lagi untuk lebih bersabar. Iapun lalu bangkit dan menangis sejadi-jadinya. Sejurus kemudian ia lalu menghubngi keluarganya, dan menceritakan apa yang barusan dialaminya, serta meminta mereka untuk segera datang menjemputnya.
Merekapun datang dan tetap berusaha untuk menabahkan dan mensabarkannya. Namun saat melihat langsung akibat buruk yang menimpa putri mereka, dan bekas yang ditinggalkan oleh kebengisan suaminya, merekapun sempat berfikir meluluskan keinginannya untuk pulang bersama mereka dan meninggalkan suaminya. Namun saat mereka sedang berfikir, menimbang-nimbang dan berdiskusi. Dan ketika suasana sedang hening. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara sangat keras yang tampaknya berasal dari arah dapur. Merekapun buru-buru ke belakang untuk mencari tahu sumber suara, dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka sempat keliling memeriksa seluruh pojok rumah tanpa menemukan sesuatu yang jatuh atau yang mencurigakan, sebelum akhirnya pandangan mata mereka tertuju ke arah sepotong keramik lantai yang terlepas dan bergeser dari tempatnya. Merekapun heran bagaimana itu bisa terjadi, dan siapa yang mengangkatnya? Selanjutnya secara berhati-hati dan dengan sedikit deg-degan mereka mencoba mengangkat keramik yang lepas itu, dan mereka semakin kaget karena ternyata dibawahnya ada sesuatu yang diduga kuat merupakan sarana sihir. Merekapun bingung bercampur takut, dan tidak tahu harus berbuat apa. Sebagian mereka lalu berinisiatif untuk menghubungi seorang anggota Satya Buana, dan berkonsultasi kepadanya. Dimana mereka kemudian diarahkan tentang cara memusnahkan benda sihir itu dan melepaskan diri dari pengaruh jahatnya.
Semua itu terjadi, sementara sang suami masih berada di luar rumah. Tapi tak lama kemudian, dan setelah suasana rumah kembali normal, suamipun pulang. Mengetahui suaminya datang, sang istripun langsung gemetaran dan ketakutan, karena membayangkan akan segera menjadi sasaran kebengisannya lagi, seperti biasa, dan kali ini justru di hadapan keluarganya! Tapi apa yang dikhawatirnya itu ternyata tidak terjadi sama sekali. Suaminya justru datang untuk membuatnya tertawa seperti dulu lagi, setelah membuatnya selalu menangis, dan untuk mengobati dukanya, setelah sebelumnya selalu melukainya, baik di hatinya maupun juga pada fisiknya. Ya, sang suami masuk rumah kali ini dengan wajah ceria, senyum mengembang dan hadiah yang ditenteng di tangannya. Persis seperti kebiasaannya hampir setiap kali pulang, dulu beberapa tahun yang lalu, sebelum perubahan aneh itu dialaminya …!
Berikutnya semua kembali normal lagi seperti sedia kala. Sifat dan sikap suami telah pulih sesuai aslinya, dengan kata-kata manisnya, sikap lembutnya, dan segala perangai mulianya! Kesedihanpun sirna, dan kepedihan hilang, tergantikan oleh keceriaan dan kebahagiaan…!
Sementara itu sang istri yakin seyakin-yakinnya bahwa, semua itu terjadi dengan izin dan taufiq Allah, berkat wasilah doa dan istighfar yang selalu dilantunkannya selama ini!
Fal-hamdu lillahi Rabbil ‘alamin…!

Tanda-Tanda Kelurusan Niat

Salah satu syarat diterimanya amal shalih kita adalah lurusnya niat hati kita dalam beramal, yakni mengharap ridha Allah SWT semata. Tiada mengharap wajah lain selain wajah-Nya. Tidak merindukan balasan kecuali dari-Nya. Tiada mendamba pujian selain pujian-Nya. Tiada yang dituju melainkan perjumpaan dengan-Nya.

Ibadah dan amal shalih yang terukir tanpa dilandasi keikhlasan adalah hampa, kering tanpa makna. Rapuh, ringkih tak berharga. Dan di akherat kelak ukiran amal shalih kita menjadi fatamorgana, sirna dan hilang sia-sia.
Kelurusan niat, hanya bisa dirasakan oleh si pemilik hati (manusia) dan hanya diketahui oleh Pemberi hati (Allah SWT). Sebab itulah hati merupakan tumpuan penilaian-Nya.
Ibnul Qayyim rahimahullah, menyebutkan indikator kelurusan niat kita, yakni:
• Tiada yang diingini hati kecuali ridha Rabb-nya.
• Mempersiapkan bekal untuk menyambut hari perjumpaan dengan-Nya.
• Bersedih hati kala waktu berlalu untuk perkara yang tidak diridhai-Nya.
• Puncaknya adalah tiada-lah kita berada di waktu pagi maupun petang melainkan obsesi kita adalah menggapai ridha-Nya.
Ya Rabb, anugerahkan kepada kami keikhlasan dan kelurusan niat dalam pendakian puncak ubudiyah kepada-Mu. Amien.