SELAMAT DATANG DI BLOGGER POTD SATYA BUANA CABANG BENGKULU

Rabu, 25 Mei 2011

MEMAHAMI KEBERADAAN DIRI MELALUI ASPEK BIOLOGIS MAUPUN SPIRITUALITAS

Materi yang dibahas dalam bab ini perlu kami sampaikan, sebab kami menilai apapun sustansi yang akan diuraikan dalam sessi ini sedikit banyaknya sangat bermanfaat guna menuntun pemahaman para peserta dalam memahami keilmuan Satya Buana secara utuh (holistik) dan universal (menyeluruh) tidak terpotong-potong, sehingga apapun kesimpulan yang akan diambil oleh calon perserta ataupun peserta aktif untuk meneruskan berlatih atau berhenti, itu semua tergantung kepada mind set (cara pikir/cara pandang) yang terbentuk dari kefahaman dan kemampuan berfikir anda itu sendiri setelah memahami bab ini.

BENARKAH KEMEGAHAN DAN KEANGKUHAN OTAK MANUSIA MODERN TELAH MELAHIRKAN KEDAMAIAN YANG HAKIKI ??

Pembaca yang budiman, sebagaimana kita telah makfum bahwa kehidupan di era yang serba modern dan globalisasi ini dimana ”Transformasi Ilmu, Pengetahuan dan Teknology Canggih” telah menghasilkan berbagai kemajuan di segala bidang, namun sebaliknya kita pun menyadari bahwa kemajuan tersebut telah membawa dampak positif maupun negatif terhadap manusia mau pun lingkungan hidupnya. Teknology canggih baik ”teknologi antariksa, telekomunikasi, informasi, fisika, kimiawi, biologi, geofisika, persenjataan mutakhir, teknologi ruang angkasa telah mampu menjangkau perut bumi beserta isinya serta menembus ruang angkasa menjangkau ruang antariksa”, telah membawa kepuasan sekaligus kecemasan demi kecemasan akibat dari manfaat yang telah diraih oleh se-kelompok manusia tertentu maupun kemudhoratan yang diakibatkannya terhadap kelompok manusia lainnya. Kemajuan demi kemajuan yang telah dicapai manusia saat ini memang telah dijanjikan Allah dalam firman-Nya sebagai berikut:

Qs. Al-An’am ayat 165: ”Dan Dia telah menciptakan kamu menjadi khlifah (yang berkuasa) di bumi”.

Qs. Hud ayat 61: ”Dialah yang telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan sebagai pemakmurnya (bumi)” .

Manusia sebagai makhluk sosial, sempurna adanya dan unik secara kodrati mempunyai kelebihan-kelebihan yang Allah tidak berikan kepada makhluk lain. Konsekuensi logis hasil olah akal budi manusia atas kelebihan-kelebihannya menghasilkan kemajuan demi kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat. Kemajuan modernisasi teknologi dan global menyebabkan hayalan dan impian manusia menjadi kenyataan. Namun, kita harus sadar bahwa semua itu hanyalah sebatas duniawi yang serba relatif dan bersifat maya penuh dengan tantangan serta fatamorgana, sebagaimana digambarkan Allah dalam firman-Nya:
QS. Al- Kahfi ayat 7-8 (18 : 7-8).
Artinya :

a.“Sesungguhnya kami telah membuat apa yang ada di bumi sebagai hiasan baginya, agar kami dapat menguji siapa diantara mereka yang paling baik perbuatannya” (7).

b.“Sesungguhnya kami membuat apa yang ada di atasnya, tanah tanpa tumbuh-tumbuhan” (8).

Buah karya manusia yang serba canggih telah dapat menjangkau bumi beserta isinya, maupun antariksa tersebut, mau tidak mau telah banyak memberikan ”kontribusi baik positif maupun negatif” bagi kehidupan manusia. Namun tanpa disadari ternyata akibat rekayasa olah fikiran dan realisasi ilmu pengetahuan serta teknologi canggih menimbulkan dampak negatif yang tidak kalah dahsyatnya dari pada manfaatnya yaitu timbulnya berbagai fenomena polusi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh telah terjadi ”polusi alam, polusi fisik, polusi psikis, polusi budaya, polusi moral, polusi religius” dan lain-lain, semuanya itu sebagai akibat ulah manusia itu sendiri yang terlepas dari ”akal, moral dan budinya”. Sebenarnya Allah SWT. telah menyindir manusia melalui firman-Nya:

Qs. Al-Baqarah ayat 30: ”Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berkata kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Berkata Malaikat: Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah”.

Seandainya jika manusia-manusia tersebut mau menyadari bahwa kodrat dasarnya sebagai hamba Allah yang hidup dimuka bumi ini sebagai ”kholifah” adalah bertugas untuk mengolah alam semesta ini secara arif dan bijaksana. Sebagai makhluk sosial hasil rekayasa teknologinya semestinya bertujuan untuk mencapai kehidupan yang bahagia, tentram, aman, damai dan sejahtera lahir–bathin secara seimbang, serasi dan selaras bersama kelompok manusia lainnya, seperti disinyalir dalam firman Allah:

Q.S. Al-An’am ayat 166: “Dan Dia ialah Yang membuat kamu penguasa di bumi dan Yang meninggikan derajat sebahagian kamu, melebihi sebahagian yang lain, agar Ia menguji kamu dengan apa yang Ia berikan kepada kamu. Sesungguhnya Tuhan dikau itu Yang Maha–cepat dalam pembalasan (terhadap kejehatan); dan sesungguhnya Dia itu Yang Maha-pengampun, Yang Maha Pengasih”.

Saat ini, banyak sekali pendapat para ”ahli psichology” yang menyatakan bawa dalam era yang serba modern seperti saat sekarang ini, bahaya yang paling ditakuti oleh manusia bukanlah senjata nuklir atau senjata biologis pemusnah massal, akan tetapi lunturnya ”nilai-nilai fitrah (Iman)” dalam diri manusia. Dimana unsur kemanusiaan di dalam tubuh individu manusia atau kelompok manusia tertentu sedang dalam proses peluruhan dan degradasi secara cepat bagaikan sedang berlakunya ”Hukum Relitivitas Einstein (E = MC2)” demikian cepatnya. Sehingga lahirlah sekarang ini di berbagai belahan dunia sebuah ”generasi (ras bangsa)” yang tidak manusiawi, modern dalam berfikir, tetapi memiliki ”prilaku primitif”. Sehingga otak manusia dapat dikatakan seperti ”mesin robot” yang sudah tidak sesuai lagi dengan kehendak alam serta individu manusia yang fitrah dan jauh menyimpang dari kehendak Allah Yang Maha Suci. Allah pun telah mengingatkan kita melalui ayat-ayat seperti berikut ini:

Qs. Al- Hadiid ayat 20 (57: 20).
“I’lamuu annamaal hayaatuddunyaa lai’buw walahwuw waziinatuw watafaahurun, bainakum watakaashuwum fil amwaali wal aulaad, kamashalighoishin a’jabal kaffaara nabaatuh shumma yahiiju fataraahu musyfaron shumma yakuutuhutoman, wafilaakhirati a’zabun shadhidhun, wamagfiratum minallahi waridwanu, wamalhayaatud dunyaa illa mataa ulghuruur”.

Artinya :

“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia adalah main-main dan senda gurau, dan kesenangan dan saling menyombongkan diri diantara kamu, dan saling berlomba-lomba dalam memperbanyak harta dan anak. Itu adalah ibarat hujan yang menyebabkan lebatnya tumbuh-tumbuhan yang menyenangkan para petani, lalu (tumbuh-tumbuhan) itu layu sehingga engkau melihat itu menguning, lalu jadilah itu sekam. Dan di akhirat adalah siksaan yang dahsyat, dan pula pengampunan dari Allah dan perkenaannya. Dan kehidupan dunia itu tiada lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Manusia telah terprogram untuk berlomba-lomba merebut pemenuhan kebutuhan materi yang terjual laris di berbagai bursa transaksi ekonomi dan derajat kekuasaan dalam upaya saling mengungguli untuk menduduki kursi pranata sosial dan nilai prestise tertinggi di tengah-tengah masyarakat atau bangsanya. Akhirnya pada suatu saat nantinya individu atau kelompok manusia itulah yang harus menebusnya dengan harga yang mahal. Jangankan orang dewasa, perhatikanlah bagaimana generasi anak-anak sekarang dimana pertumbuhan ”skor IQ-nya” makin melenjit tajam jauh diatas angka rata-rata terutama dibelahan bumi barat seperti Amerika dan Eropa serta beberapa Negara Asia Timur Jauh.

Qs. At-Takatsur ayat 1-4: ”Bemegah-megah telah melalaikan kamu, sampai kamu kedalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat dari perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui”.

Akan tetapi anak-anak mereka tersebut telah tumbuh dalam suasana ”kekeringan kasih sayang, kekosongan rohani, kesombongan, keangkuhan, kesepian jiwa, tidak memiliki sopan santun, depressi mental, gampang emosional, sulit diatur, ingkar, cepat gugup dan cemas menghadapi masalah, mudah putus asa, dan sering agressif”, akibat terjadinya penurunan secara drastis ”Kecerdasan Emosinya/EQ” apalagi kecerdasan ”Spiritualnya/SQ-nya” malah kosong melompong. Fenomena seperti diatas-pun telah di ingatkan Allah melalui firman-Nya:
QS. Bani Israil ayat 37-39 ( 17: 37-39 ).


a.“Dan janganlah berjalan dibumi dengan bersorak-sorak (melampaui batas) karena sesungguhnya engkau tak dapat membelah bumi dan tak pula mencapai setinggi gunung.” (37)

b.“Semua itu keburukannya, amat dibenci di hadapan Tuhan dikau.” (38)

c.“Ini adalah sebagian hikmah yang diwahyukan oleh Tuhan dikau kepada engkau. Dan janganlah menyekutukan Allah dengan Tuhan lain, agar engkau tak dilemparkan dalam Neraka, tercela, terlempar.” (39)

Di luar maupun di dalam jasmani manusia, terjadi peningkatan beban ”tekanan psikis” akibat adanya cengkraman penyimpangan prilaku alam sebagai dampak kerusakan lingkungan ekologi yang berpuncak dengan ”sobeknya lapisan ozon” sebagai prisai bumi dari terpaan radiasi sinar ”Gama dan Ultra Violet” yang memiliki energi yang besar dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sehingga terjadilah polusi yang merobek-robek tatanan kehidupan semesta baik di perairan maupun di daratan bumi dan bermunculannya berbagai jenis penyakit baru yang menyerang tubuh manusia baik fisik maupun psikis. Akibatnya dana yang dihabiskan untuk kebutuhan medis menjadi membengkak, sementara tingkat kekebalan tubuh manusia semakin rentan. Sedangkan penyakit-penyakit baru yang belum dikatahui cara penyembuhannya bermunculan, seperti ”AIDS, HIV, SARS, Flu Burung, DBD, Ebola, Indigo, Cikunya dan baru-baru ini flu babi” dan lain-lain.

Menurut pandangan syari’at, ini semuanya disebabkan oleh adanya polusi sebagai akibat dari penyimpangan prilaku alam, bisa jadi menurut pemahaman Hakekad adalah akibat kemarahan dari alam itu sendiri, tidak lain karena akibat ulah sekelompok manusia yang telah berbuat semena-mena sehingga berdampak timbulnya penyakit jasmani, rusaknya tatanan tubuh bioplasmik (tubuh eterik/ruh hayati), kekacauan gelombang bielektromagnetik dan penyimpangan beberapa kelaziman di alam semesta. Allah telah mengingatkan kita dalam firman-Nya sebagai berikut:

Qs. Bani Israil ayat 16: ”Dan apabila Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami suruh orang-orang kayanya (mengerjakan perintah-perintah Kami), tetapi mereka mendurhakainya, karena itu pantaslah turun azab atas mereka, lalu Kami hancurkan dia sehancur-hancurnya”.

Qs. Al-Rum ayat 41: ”Keboborokan telah timbul di daratan dan lautan karena ulah tangan manusia, agar Ia membuat mereka merasakan sebahagian dari apa yang mereka lakukan, sehingga mereka mau kembali”.

Senin, 16 Mei 2011

Apa itu Resonansi dan Mediasi ??????????

Resonansi/Mediasi adalah suatu tindakan  untuk menyelaraskan (transmisi, tune-in)  gelombang energi resonator/mediator dengan gelombang energi objek sasaran.  Dapat juga dikatakan resonansi/mediasi merupakan tindakan untuk menyamakan gelombang energi atara dua atau  lebih  objek sasaran.  Teknik ini juga disebut dengan teknik terapi lintas dimensi atau sidik bioplasmik.  

Perlu difahami bahwa, kenyataan yang terjadi dalam proses resonansi  (oleh resonantor) dan mediasi (oleh mediator),  bukanlah wujut utuh atau sebagian wujut dari objek sasaran  masuk (intervensi)  kedalam tubuh resonantor atau mediator.  Anggapan seperti ini sangat salah besar.  Akan tetapi yang terjadi adalah gelombang  energi objek sasaran  menyentuh (melakukan transmisi) ke orbit aura terluar si  resonantor atau mediator  (orbit aura terluar ini diyakini menyangkut aspek spiritual seseorang).  Kemudian gelombang energi objek sasaran meneruskan transmisi ke  syaraf sentral (syaraf perintah) si  resonantor atau mediator.  Karena antara aura dan tubuh fisiologis ini merupakan suatu kesatuan yang utuh dan sinambung,  kemudian  menguasai sebahagian  atau seluruh kemauan  si resonantor atau mediator  yang dalam kondisi trancedental atau kontempelasi  (alam bawah sadar).  
Sebenarnya si  resonantor atau  mediator  tidak kehilangan kesadarannya sama sekali, namun  tingkat kesadarannya  menurun  berada antara 7 – 13 Herzt               (kondisi alfa), sehingga tidak mampu melakukan keinginan sesuai dengan kemauannya, namun tetap sadar.  Lain halnya dengan orang yang kesurupan, wujut utuh energi pengganggu melakukan intervensi kedalam tubuh orang yang kesurupan, kemudian menguasai syaraf sentralnya (syaraf perintah), sehingga ia tidak menyadari siapa dirinya dan  semua tingkah laku yang muncul adalah kemauan si pelaku intervensi, karena secara totalitas dikuasi oleh pelaku intervensi.   Cara melepaskan  atau mengeluarkan si pelaku  intervensi ini berbeda,  tidak sama dengan  proses resonansi atau mediasi, dan kenyataanya memang lebih sulit dan butuh kemampuan yang spesifik. 

 
Lapisan-lapisan Aura 

Kemudian, setelah proses resonantor atau mediator selesai, si resonantor atau pemandu mediator melakukan pemutusan transmisi gelombang sasaran (objek) dari orbit aura terluar dari mediator dan kondisi kembali seperti semula.
Ada sedikit perbedaan antara resonansi dengan mediasi; resonansi adalah suatu tindakan penyamaan gelombang energi dilakukan langsung antara resonantor terhadap objek sasaran, sedangkan mediasi adalah suatu tindakan penyamaan gelombang energi dengan menggunakan seorang yang bertindak sebagai mediasi (perantara/mediator)  dengan persyaratan si mediasi telah memiliki kepekaan yang memadai untuk menjadi seorang mediator dan dipandu oleh seorang Senior yang telah memiliki kemampuan tinggi untuk  menjadi seorang pemandu mediasi. 
Teknik Lintas Dimensi  seperti  Resonansi dan Mediasi ini hanya salah satu metoda saja dalam Teknik Pengobatan (teraphy) dalam Satya Buana dan tidak dianjurkan bagi penghusada yang belum memiliki pengalaman dan kemampuan energy yang memadai untuk teknik tersebut,  kemudian teknik ini lebih banyak diarahkan untuk mengetahui symthom dari penyakit yang dialami oleh seorang pasien terutama penyakit yang bernuansa non-medis. 

Jika penyakit tersebut disebabkan oleh gangguan Tenaga Tidak Lazim (TTL) seperti perbuatan Jin dan Syetan langsung maupun tidak langsung  baik berupa santet, teluh, guna-guna, sihir dll, maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah proses  negosiasi  terhadap makhluk berdimensi lain tersebut, untuk mengetahui jenis makhluk penganggu, jenis gangguan,  maksud dan tujuan mengganggu serta  kekuatan energy makhluk pengganggu dan lain-lain  informasi yang diperlukan.  Jika proses negosiasi tidak berhasil baru dilakukan tidakan pressur (tekanan/ancaman) secara terus menerus dan bahkan teknik  pemusnahan terhadap energi pengganggu tersebut. Apabila masih gagal maka berserah dirilah secara totalitas kepada Allah Azza Wa Jalla Penguasa Alam Semesta.  Inilah tindakan yang terbaik.

Kelemahan  dari Teknik ini  sangat rawan dengan tingkat kebenaran dari informasi yang berkembang saat terjadinya dialog lintas dimensi, masalah ini sangat bergantung kepada tingkat pengetahuan terutama syari’at agama dan kebersihan hati si Resonator atau Mediator.  Sebab berdasarkan pengalaman lapangan yang sering dihadapi terutama dalam menangani penyakit non-medis, ucapan atau perkataan yang di imformasikan oleh Energi Tidak Lazim (TTL)  melalui perantara mediator dapat berbau fitnah,  pengecohan/pembohongan, penipuan atau memutarbalikkan aqidah agama dengan menghembuskan hal-hal yang berbau bid’ah,  tahayul, kurafat, syirik  halus dan tersembunyi, bahkan kadang-kadang mendakwahkan tentang kebenaran, namun penuh dengan kepalsuan dan penyimpangan aqidah dan keimanan kepada Allah SWT.  Patut kita sadari dengan sedalam-dalamnya bahwa kita sedang berhadapan dengan makhluk berdimensi lain yang luar biasa kepintarannya dalam mengecoh dan menyimpangkan aqidah manusia siapa saja orangnya, sekalipun energy Satya Buana sang  resonantor dan mediator sudah cukup mumpuni. 

Selanjutnya, informasi yang berkembang saat proses  resonansi dan mediasi bisa  jadi memunculkan aib  si pasien atau siapa saja yang terkait dengan proses tersebut, bisa  jadi yang tidak terkait sama sekali dengan proses terapy, terlepas benar atau tidak imformasi yang disampaikan melalui mulut mediator,  hal ini akan berdampak kurang baik dan malah akan menjadi ladang fitnah,  terutama bagi orang yang tidak memahami teknik lintas dimensi seperti ini, akibatnya akan berdampak kurang baik terhadap nama baik Yayasan Satya Buana. 

Untuk itu saya sebagai penulis artikel ini menyarankan kepada siapa saja peng-Husada Satya Buana sebaiknya perlu hati-hati,  dipertimbangkan dengan matang terlebih dahulu sebelum menggunakan teknik lintas dimensi seperti ini,  dan sebaiknya dilakukan ditempat yang   tertutup untuk umum agar semua rahasia yang muncul ke permukaan terjamin tidak bocor  keluar.  Dan kepada pasien dan keluarganya dijelaskan terlebih dahulu segala sesuatu yang  berkaitan dengan teknik lintas dimensi agar semua mengerti dan paham apapun yang terjadi saat proses terapi berlangsung.  Dan bagi si Resonantor dan Mediator dapat mencegah timbulnya sifat-sifat ria dan takabur  yang  munculnya bisa sesaat saja,  dan hal inilah  yang  sangat disukai oleh syetan. 

Sebagai ilustrasi dari teknik lintas dimensi atau sidik bioplasmik ini dapat diumpamakan  sama halnya orang  yang melakukan Tuning pada frekuensi radio atau TV,  orang tersebut sebenarnya sedang  melakukan penyesuaian (menyetel) gelombang (chanelling/tune–in) dengan stasiun radio/TV yang tersedia di wilayahnya.  Apabila telah sesuai gelombang atau chanelling yang diinginkan maka pesawat Radio/TV nya  akan dapat menangkap siaran radio atau TV sesuai keinginannya.  Jadi, apabila secara kebetulan siaran radio atau TV tersebut sedang menayangkan sebuah acara yang substansi materi acaranya menyinggung  sesuatu yang dibenci oleh pemirsa atau penonton (audien) yang sedang mendengar atau menonton, sedikit banyaknya pasti akan berpengaruh terhadap psichologis dan  emosional pemirsa,  paling tidak dia akan sewot sendiri,  bahkan mematikan siaran radio atau TV-nya, lalu minggat sambil ngomel nggak karu-karuan.  Inilah ilustrasi yang  mungkin saja terjadi saat proses terapi lintas dimensi atau sidik bioplasmik terhadap seorang pasien. 

Untuk menjadikan resonantor/mediator yang baik diperlukan persyaratan sebagai berikut:

-  Kondisi  resonantor/ mediator  dalam  keadaan Nol Besar (konsentrasi penuh/alpha).
-    Adanya objek  sasaran yang jelas yang akan diresonansi /mediasi.
-  Adanya   konsentrasi   yang   kuat  untuk   mampu  menyelaraskan gelombang resonantor/mediator dengan gelombang energi objek sasaran.  
-    Adanya kepekaan yang memadai bagi seorang mediator/ resonantor. 
-    Adanya   pengetahuan    yang memadai tentang hukum syari’at dan aqidah agama  serta kebersihan hati seorang resonator/mediator, disamping keikhlasan.

Minggu, 15 Mei 2011

INFORMASI :

Diberitahukan bahwa Satya Buana Cabang Bengkulu hanya ada 4 sasana (Al-Mukminum,Muslimah,An-Naas,dan Yaumil Akhir)  yang mana keempat sasana tersebut berlatih dilapangan Sekretariat Satya Buana Bengkulu di jl.Tribrata Lingkar Barat Bengkulu,serta di pasir putih Pantai Panjang Bengkulu,dan bagi masyarakat/kawan-kawan yang ingin bergabung dengan Satya Buana Cabang Bengkulu,dapat menghubungi  :

1.      Ir.Ismakun Budiono                : HP.08127387890 
2.      Ir.Nazamuddin                         : HP.081919236671/0736-27458 
3.      H.Bastari Hamid SKM.MM   : HP. 085268546693/0736-26458
4.      Drs.Ismail                                 : HP.085268719248 
5.      Drs Hari Wido Purwoko         : HP.085664920204 
6.      Nurhas Bunaida (Kucir)         : HP.085267041671

Satya Buana Bengkulu mengadakan latihan bersama 3x dalam seminggu,jadwal latihannya dilaksanakan Pada:

1.   Selasa sore pukul 16.00 wib s/d selesai  (dilapangan sekretariat Satya Buana Cabang Bkl) 
2.   Jum’at sore pukul 16.00 wib s/d selesai  (dilapangan sekretariat Satya Buana Cabang Bkl) 
3.   Minggu pagi pukul 07.00 wib s/d selesai (di pasir putih Pantai Panjang Bkl)

Sebagai latihan tambahan dilaksanakan pada hari sabtu pagi di pasir putih pantai panjang Bkl,pada hari ini biasanya merupakan jadwal latihan bersama para pelatih Satya Buana Cabang Bengkulu.

Apa, sih fokus itu ?

Ada banyak arti atau makna fokus, namun yang cocok untuk pembahasan ini adalah:

  1. Sebuah pusat dari titik dari konsentrasi.
  2. Kejelasan  atau  ketetapan maksimum dari sebuah ide; yakni perbedaan-perbedaan yang membawa kejelasan menuju kepada fokus atas perbedaan-perbedaan penting dari pendapat.
  3. Konsentrasi  dari  perhatian atau energi pada sesuatu; artinya fokus dari aktivitas dialihkan kepada molekular tubuh terutama otak.
  4. Lebih menekankan pada ketepatan daripada kecepatan.
  5. Langsung  menujukan  seluruh perhatian pada sesuatu, dan mengabaikan yang lainnya.
Dari arti atau makna fokus tersebut di atas, kita bisa menarik kesimpulan mengenai definisi fokus secara lengkap, yakni:
“Fokus adalah suatu pusat dari titik konsentrasi dengan menentukan kejelasan atau ketetapan maksimum dari sebuah ide dengan lebih menekankan pada ketepatan daripada kecepatan, dan mengonsentrasikan seluruh perhatian atau energi pada sesuatu, serta mengabaikan yang lainnya”.


Langkah-langkah untuk mencapai focus.

Dari definisi fokus di atas bisa diambil beberapa langkah nyata untuk mencapai suatu fokus pada setiap hal yang ingin anda lakukan, yaitu:

  1. Tentukan secara jelas ide yang sedang Anda coba realisasikan.
  2. Apabila  masih   ada   perbedaan   pendapat-pendapat atas ide tersebut, tentukan terlebih dulu kejelasan dari perbedaan-perbedaan itu.
  3. Tentukan   suatu   ukuran  maksimum dari ide tersebut, artinya ide tersebut sudah mencapai suatu bentuk maksimal.
  4. Kumpulkan  energi  pikiran  pada   otak Anda, bayangkan seluruh energi tubuh Anda sedang berada di otak pada saat yang sama untuk satu tujuan, yakni berkonsentrasi pada ide tersebut.
  5. Arahkan  dan   tembakkan energi  di otak  tadi  pada satu tujuan dengan tepat, yakni merealisasikan ide tadi, tapi jangan terburu-buru, perlahan tapi mengena.
  6. Sekarang     seluruh     perhatian     dan    energi    Anda   sudah terkonsentrasikan pada sesuatu yang anda maksud, yakni realisasi ide tersebut dan abaikan yang lain.
  7. Bayangkan   bagian   yang  Anda tuju yakni ide tadi serta usaha untuk merealisasikannya berada di tengah dan disinari cahaya terang, sedangkan hal-hal selain itu berada di sisi luar dan tampak gelap tidak terlihat apa pun.
     
Apabila Anda berhasil melakukan ketujuh langkah tersebut untuk setiap tugas, pekerjaan, rencana-rencana, konsep-konsep, tema-tema, atau apa pun yang ingin Anda realisasikan, berarti Anda sudah bisa fokus.  Jadi melatih diri anda untuk bisa fokus ini sangat penting, agar hidup anda bisa nyaman, tenang,  tentram, damai, relaks, enjoy, happy, segala urusan anda terasa mudah diatasi,  semua problema kehidupan yang menghimpit dan  mencekik anda terasa mudah diselesaikan,  tidak kacau balau,  terhindar dari stres, depresi, rasa takut, cemas, ragu-ragu, bimbang, emosional, putus asa dan lain sebagainya.  Kalau anda ingin meraih semua itu, setujukah anda mencoba ke tujuh langkah diatas,  ayo buruan berlatih,  semoga  anda berhasil.  Deal  ... go ahead.

Senin, 09 Mei 2011

Evaluasi Satya Buana Cabang Bengkulu di Pantai Panjang

Evaluasi Kenaikan tingkat dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 08 Mei 2011 di pantai panjang Bengkulu. Evaluasi diikuti Pra Pemula 15 peserta dan 20 peserta tingkat lanjutan. Dipimpin langsung oleh  Ketua Umum Satya Buana pusat Bapak Yoyo Sutjahyo dan ketua umum Satya Buana Cabang Bengkulu Bapak Ir. Ismakun Boediono, evaluasi dimulai pukul 7 pagi hari dan berakhir sekitar pukul 10 pagi. Seperti biasa evaluasi dilanjutkan dengan acara sarasehan dan  pengobatan untuk peserta pelatihan.



Santai tergambar antara anggota pelatih dan pengurus, mereka yang berbaju putih adalah Pra-pemula tambahan.

Setelah evaluasi, diadakan terapan keilmuan atau yang sering disebut aplikasi,,semua peserta sangat antusias dalam mengikutinya dan bahkan ada sebagian anggota yang terjatuh dalam aplikasi yang langsung dipimpin oleh Bapak Yoyo Sutjahyo dan senior-senior satya buana cabang Bengkulu.



Suasana sarasehan serta pengarahan bagi peserta baru dan para pelatih agar tetap eksis dan senantiasa mengharumkan nama Satya Buana