SELAMAT DATANG DI BLOGGER POTD SATYA BUANA CABANG BENGKULU

Selasa, 13 September 2011

Pemahaman Phase Pelatihan Rutin ga Sertangkai (TS) Dan Prana Midi (PM).

Tingkat Pelatihan Tiga Serangkai terdiri dari  3 jenjang (Tiga Serangkai 1, Tiga Serangkai  2,  dan  Tiga  Serangkai 3),  secara umum merupakan upaya pengendapan emosi peserta untuk mencapai kondisi Super Ego sedemikan rupa,  sehingga medan magnet  dan medan listrik  yang dimiliki peserta siap untuk dia pakai kapan saja dibutuhkan. 
Namun sebaliknya,  emosi peserta dapat saja meningkat (terpicu)  terutama tingkat emosi yang tak terkendali akan mengakibatkan terjadinya kebocoran sirkuit medan elektromagnetik dalam tubuh,  dan pada kondisi seperti ini akan sangat mempermudah masuknya gelombang frekuensi  penganggu dari luar tubuh peserta.  Atau,  dengan tidak tercapainya kondisi Super Ego,  maka peledakan emosi setiap saat bisa saja  terjadi akan menyebabkan terjadinya penyerapan energi jenis lain yang tidak diinginkan.  Karena pengendalian jiwa dan pikiran ini merupakan tingkat ke dua dalam jenjang peserta pelatihan, maka pencapai kondisi Super Ego sangatlah penting, agar segala sesuatunya controllable  (terkendali),  seperti mudahnya mengatur saluran listrik rumah tangga melalui System Remote Controle.
   Pemahaman Phase Pelatihan Rutin Prana Midi (PM).
Tingkat Pelatihan Tingkat Prana Midi terdiri dari  5 jenjang (Prana Midi 1, Prana Midi 2, Prana Midi 3, Prana Midi 4  dan  5),  secara umum pada tingkat ke tiga ini,  pusat medan elektromagnetik yang telah terkontrol dengan sistem remote control akan mudah didistribusikan dan di alihkan fungsinya ke berbagai subsistem  biologis tubuh.  Keselarasan dengan alam semesta sangat menentukan untuk kemudahan dalam penyaluran medan listrik berupa energi keseluruh bagian tubuh  dan keluar dari sirkuit energi dalam tubuh dalam rangka proses penyembuhan diri sendiri atau pasien.  Jurus yang menghasilkan efek pemancaran dan efek  penyaluran medan elektromagnetik,  merupakan suatu paket kondisi dimana para peserta (mikrokosmos) yang merupakan bahagian dari makrokosmos bisa  mengambil manfaat untuk semua efek tersebut.
    Duduk Nafas Tafakur. 
Duduk nafas tafakur dilakukan oleh peserta POTD Satya Buana di tingkat Purnama Bersinar (PS) 3  ke atas.
Sikap duduk nafas tafakur :
1.   Duduk dengan posisi bersila, punggung, leher lurus, bola mata melirik ke atas    20 0 sambil terpejam.
2.   Lakukan niat sesuai dengan tingkat masing-masing.
3.   Pasrahkan seluruh jiwa dan fikiran  hanya kepada Allah SWT.
4.   Tarik nafas perlahan lewat hidung langsung ke kundalini sepanjang 19 dzikir.
5.   Lepas nafas perlahan lewat hidung sepanjang 19 dzikir.
6.  Lakukan duduk nafas tafakur selama minimal 60 menit.
              
    Pemahaman Duduk  Nafas   Pengintian,   Pelepasan Medan Niat dan Duduk Nafas Pendinginan (Pasca-Pelatihan). 
      Pengintian Niat adalah suatu tindakan menyatukan niat atau keinginan, secara kuat, dengan konsentrasi penuh kepada apa yang diniatkan/diinginkan  atau dapat juga dikatakan sebuah tindakan untuk mengkristakan niat.    Pengintian niat adalah latihan yang dilakukan untuk penguatan/pengkristalan niat/program.
Untuk mencapai pengintian niat diperlukan persyaratan:
 -    Pengintian    Niat    dapat    tercapai    apabila      seseorang   telah  mampu menciptakan dalam pikiran dan bathinnya suasana tenang, lepas dari semua urusan, tekanan, beban pemikiran, beban permasalahan dan sebagainya, dada keinginan kuat untuk merealisasikan niatnya.
-     Pengintian Niat dapat tercapai apabila ada objek sasaran yang jelas dalam niatnya.
-     Pengintian     Niat   ini    akan   lebih  cepat  focus/menyatu   apabila    didukung dengan kemampuan mengimajinasikan objek sasaran secara jelas.
Pengintian niat dapat dilakukan di tempat latihan dan di rumah dengan ketentuan sebagai berikut :
1.   Pengintian niat di tempat latihan dilakukan setelah menyelesaikan gerak jurus inti sesuai dengan tingkat/jenjangnya dengan penuh 1 porsi. Inti niat yang harus dilakukan adalah niat pada tingkat atau jenjangnya masing-masing.

2.   Pengintian niat di rumah harus dilakukan minimal 1 X 15 menit pada waktu dan tempat yang tidak ditentukan. Pengintian niat di rumah dapat dengan program-program kepentingan yang paling dibutuhkan sesuai dengan problem dan keinginan masing-masing peserta (tentu yang positif).

    Cara Melakukan Pengintian niat.
a.    Posisi duduk bersila, punggung dan leher lurus, mata terpejam bola mata melirik ke atas 200. Kedua lengan lurus di atas lutut, telapak tangan terbuka menghadap ke atas.
b.    Mulailah dengan membaca Ta’awudz dan Basmalah.
c.    Programkan niat sesuai dengan tingkat/jenjangnya di qalbu masing-masing (jika selesai gerak jurus) di luar latihan jurus dapat diisi dengan program yang lain.
d.    Tarik nafas sehalus mungkin langsung ke kundalini tanpa tahan nafas, keluarkan nafas sehalus mungkin lewat hidung dengan tempo yang sama.
e.    Iringi setiap olah nafas dengan dzikir ”Laa ilaaha illallaah”  selama  10 – 15 menit.

   Medan Niat.
      Medan Niat adalah radius sebaran/jangkauan sebaran dari energi yang terpancar dari tubuh peserta latihan pada saat melakukan pengintian niat.
Apabila digunakan istilah Pelepasan Medan Niat berarti orang tersebut melakukan penyebaran energi hasil dari pengintian Niat keluar dari tubuhnya  kearah sasaran yang diinginkan.  Pelepasan medan niat adalah latihan untuk melepas inti niat/program ke alam semesta atau ditujukan kepada sesuatu objek yang diinginkan, sehingga jika pengintian niat dan pelepasan medan niat sering dilakukan baik selesai gerak jurus maupun di rumah maka alam semesta diharapkan penuh dengan medan niat kita.
Untuk  mendapatkan keberhasilan sebagaimana yang diharapkan diperlukan persyaratan sebagai berikut:
-     Pengintian     Niat    sudah    benar-benar  focus/menyatu dengan objek sasaran yang dituju.
-     Pelepasan   Medan  Niat  atau Medan Energi hasil Pengintian Niat harus disertai keyakinan yang kuat kearah sasaran yang dituju dan terget hasil yang diharapkan.
-    Proses   pelepasan  Medan   Niat  tidak boleh terputus karena ada sesuatu gannguan,  bila terputus harus diulang dari awal.
    Program pelepasan medan niat.
      Program pelepasan medan niat merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dengan pengintian niat.  Cara melakukan program pelepasan medan niat adalah sebagai berikut :
a.    Pada nafas terakhir, kendorkan seluruh tubuh dan pikiran, lakukan nafas biasa, dan niatkan untuk melepas medan niat sesuai dengan tingkat/jenjang masing-masing.
b.    Ikuti pelepasan medan niat dengan dzikir Laa ilaaha illallaah selama 15 menit dan agar tidak terjadi proses pelepasan yang berkepanjangan maka harus dikendalikan.
c.    Untuk mengakhiri pelepasan, tarik nafas dan lepas nafas panjang dan niatkan untuk selesai.
d.    Akhiri pelaksanaan kedua program ini dengan membaca Hamdallah.

Dengan pengintian niat peserta menjadi bergerak diwilayah transcendental (alam bawah sadar) yang diam, kegiatan mental akan berhenti, dan dengan sendirinya aktivitas selpun menurun.  Pengintian niat merupakan pem-programan yang tidak hanya mencapai wilayah emosi-pikiran atau kepercaayaan tetapi juga perilaku positip, kewaspadaan mental, keinginan hidup dan berbagai kualitas kejiwaan yang  positip lainnya dan bisa memperlambat penuaan.
Sel terpengaruh oleh bioelektromagnetik tubuh sehingga sel yang normal akan selaras-serasi-seimbang dengan medan magnit tubuh.  Ketika sel mengirimkan sinyalnya maka kualitas pesannya setara dengan pesan yang disampaikan oleh otak.  Sel akan menyelaraskan diri pada pesan yang dikirim oleh otak.  Sel ini juga harus menyelaraskan diri dengan trilyunan pesan dari sel-sel yang lain.  Setiap detik, sel ini juga harus ikut berpartisipasi melakukan ribuan pertukaran ion dan reaksi kimia.  Pada waktu pelepasan hasil pengintian niat mulai dari otak maka berbondong-bondong pesan trilyunan sel diterima oleh jaringan organ tubuh yang menjadi titik pelepasan guna kesembuhannya.  Pesan ini adalah pesan yang juga digetarkan oleh alam semesta yaitu zikir  ”Laa ilaaha illal laah”.
   Duduk Nafas Pendinginan.
       Pada saat para peserta Pelatihan OTD Satya Buana selesai melakukan satu paket latihan seperti paket latihan Pemula Jurus 1 s/d Jurus 10,  maka   para peserta  di wajibkan  Melakukan  Duduk Nafas Pendinginan dan khusus Tingkat di atas Pemula diwajibkan melakukan Duduk  Nafas Pengintian dan Pelepasan Medan Niat.   
       Pada waktu duduk Duduk Nafas Pendinginan dan Tingkat di atas Pemula melakukan Duduk  Nafas Pengintian dan Pelepasan Medan Niat,  maka   pancaran energi yang keluar dari ujung-ujung tangan dan kaki,  masuk kedalam tubuh serta berkumpul di Cakra Husada (Cakra Kundalini), bagaikan sebuah siklus yang tidak terputus. 
Dengan dibarengi tarikan nafas segi tiga halus/nafas sutra,  konsentrasi yang makin  meningkat,  pandangan mengarah  pada satu titik (focus), kecuali  untuk Duduk  Nafas Pengintian dan Pelepasan Medan Niat  mata tertutup dan biji mata mengarah ke atas membentuk  sudut 20 derajat sambil menghayati gerak jurus sesuai dengan tingkat  ataupun jenjangnya, disertai do’a yang khusyu’/dzikir yang ikhlas kepada Allah  SWT. akan menimbulkan penyetaraan,  pemerataan dan pengendapan (akumulasi)  medan energi listrik diseluruh sel-sel dalam jaringan tubuh yang diawali dari Cakra Husada dan kemudian  menyebar keseluruh tubuh, mulai dari perut bagian atas menuju ke dada—bahu—punggung—tulang ekor—kembali ke Cakra Husada dan demikian sebaliknya.  
Saat  Duduk  Nafas Pengintian dan  Pelepasan Medan Niat serta  Duduk Nafas Pendinginan,  medan listrik sebahagian mengumpul kembali ke Cakra Husada dari pelbagai jaringan tubuh  untuk disimpan  (akumulasi energi/kristalisasi energi) jika terjadi kelebihan serapan energi akan memancar keluar dan terserap oleh alam semesta.  Kemudian dibarengi proses pendinginan terhadap generetor penggerak  dan seluruh jaringan dalam tubuh. 
   Niat Duduk Nafas Pendinginan.
  Niat : Niatkan untuk melakukan duduk nafas pendinginan sebelum mengakhiri latihan, dengan membaca: “A’uzubillahiminasysyaithonirrajim,  Bismillahirrahmanirrahim. Dengan memohon ridho dan izin Allah,  aku niatkan  untuk melakukan duduk Nafas Pendinginan  Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana  menyatu dengan  Alam Semesta,   atas izin  dan ridho Allah terjadi maka terjadilah,  Amin.  Alhamdulillahirabbil ‘alamin.
Pada saat para peserta Pelatihan OTD Satya Buana akan menakhiri latihan di wajibkan melakukan Duduk Nafas Pendinginan.   Pada waktu duduk nafas pendinginan adalah merupakan pengulangan dari Duduk Nafas Pemanasan, terjadi perulangan fenomena pancaran energi yang keluar dari ujung-ujung tangan dan kaki,  masuk kedalam tubuh serta berkumpul di Cakra Husada (Cakra Kundalini), bagaikan sebuah siklus  arus listrik dan magnet  tertutup yang tidak terputus. 
Dengan melakukan tarikan nafas halus segitiga lewat hidung  (hisap, tahan di kundalini dan lepas),  dibarengi konsentrasi yang makin  meningkat dengan pandangan mengarah pada satu titik (focus),  disertai do’a yang khusyu’/dzikir yang ikhlas kepada Allah  SWT. akan menimbulkan pemerataan dan penyeimbangan  medan listrik diseluruh sel-sel dalam jaringan tubuh yang diawali dari Cakra Husada dan kemudian  menyebar keseluruh tubuh, mulai dari perut bagian atas menuju ke dada—bahu—punggung—tulang ekor—kembali ke Cakra Husada dan demikian sebaliknya.   Saat Duduk Nafas Pendinginan,  medan listrik sebahagian mengumpul kembali ke Cakra Husada dari pelbagai jaringan tubuh  untuk disimpan  diiringi dengan penurunan suhu badan  sebagai dampak keselarasan  system energi dalam tubuh (akumulasi energi/kristalisasi energi).
Sikap duduk nafas pendinginan adalah sebagai berikut :
1.   Posisi duduk timpuh dengan kedua kaki melingkar ke belakang sehingga jari-jari kaki kiri dan kanan berhadapan.
2.   Atur sedemikian sehingga tulang ekor dapat menyentuh ke tanah, punggung, leher lurus, pandangan mata ke depan pada satu titik.
3.   Posisi telapak tangan ditaruh di kundalini, telapak tangan kiri di dalam (seperti bersedekap seperti posisi shalat).
4.   Pusatkan dzikir “Laa ilaaha illallaah” di kundalini dan dengan dikendalikan oleh hati dan pikirannya.
5.   Pastikan duduk di tengah sinar putih tegak lurus dari inti bumi ke atas tak terbatas (pasrah hanya kepada Allah SWT)
6.   Tarik nafas dalam-dalam lewat hidung langsung ke kundalini perlahan-lahan, tahan nafas di kundalini, lepas lewat hidung perlahan-lahan (halus)
7.   Proses tarik nafas, tahan nafas dan lepas nafas halus membentuk sestem segitiga sama sisi dengan tempo dan ritme yang sama.
8.   Duduk nafas pendinginan dilakukan selama 10 – 15 menit.
   Jurus Penutup Untuk Pemerataan Pengendapan Hasil Duduk  Nafas  Pendinginan.
          Niat Peserta Satya Buana :  Niatkan meratakan pengendapan hasil nafas pendinginan dan menyatu dengan alam semesta, dengan mohon ridho Allah SWT, awali dengan membaca: “A’uzubillahiminasysyaithonirrajim,  Bismillahirrahmanirrahim. Dengan memohon ridho dan izin Allah,  aku niatkan  untuk melakukan Jurus Penutup  meratakan pengendapan hasil nafas pendinginan dan menyatu dengan alam semesta  Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana, dengan ridho Allah SWT, manusia hanya berusaha dan Allah yang menentukan,   atas izin  dan ridho Allah terjadi maka terjadilah,  Amin.  Alhadulillahirabbil ‘alamin.
            Niat Peserta Al-Muslimah :  Niatkan pemerataan  hasil  latihan meliputi  pendinginan  kondisi dan menyatu dengan alam semesta, atas ridho Allah SWT, awali dengan membaca: “A’uzubillahiminasysyaithonirrajim,  Bismillahirrahmanirrahim. Dengan memohon ridho dan izin Allah,  aku niatkan  untuk melakukan Jurus Penutup pemerataan  hasil  latihan meliputi  pendinginan  kondisi dan menyatu dengan alam semesta,    Pelatihan Olah Tenaga Dalam Satya Buana atas ridho Allah SWT, manusia hanya berusaha dan Allah yang menentukan,   atas izin  dan ridho Allah terjadi maka terjadilah,  Amin.  Alhadulillahirabbil ‘alamin.
Cara melakukan napas jurus penutup adalah sebagai berikut :
1.   Kuda-kuda rendah, kedua tangan lurus ke depan telapak tangan terbuka ke atas.
2.   Tarik nafas dalam-dalam lewat hidung bersama dengan gerak jurus penutup, dengan gerakan nafas, jurus perlahan-lahan nafas di kundalini selama tiga langkah jurus penutup, ikuti gerak napas dan jurus dengan dzikir.
Untuk peserta Al-Muslimah, Yaumil Akhir dan An-Nas gerakan jurus disesuaikan dengan panduan dari Pelatih, karena ada sedikit perbedaan dengan peserta Satya Buana.
Setelah melakukan duduk nafas pendinginan, sebelum latihan di tutup peserta diharuskan melakukan jurus penutup.  Pelaksanaan jurus penutup sangat diperlukan untuk mencapai tujuan penyetaraan dan pemerataan distribusi  medan listrik diseluruh jaringan tubuh  dan jika masih ada terjadi kelebihan medan listrik dalam tubuh peserta,  maka  akan dikembalikan ke  system  medan  energi  alam semesta sebagai makrokosmos. 
Berdasarkan  “Hukum Kirchoff  II :  menyatakan jumlah aljabar tegangan dalam suatu rangkaian (kumparan) arus tertutup,  selalu sama dengan nol”.  Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi para peserta latihan dengan melakukan gerak jurus pengendapan hasil duduk nafas pendinginan  maka pemerataan energi medan listrik  yang terjadi pada diri  peserta akan kembali kepada kondisi  “Nol  Besar/Netral”.  Hal ini dapat diartikan bahwa, muatan elektromagnetik tubuh peserta sudah lebih selaras dengan  ke dua daya makrokosmos dibandingkan sebelum ia melaksanakan serangkaian proses latihan.  
 
    Evaluasi dan Penyelarasan.
              Proses evaluasi dan penselarasan terhadap  para peserta Pra-Pemula (peserta yang baru masuk) dilakukan untuk mengevaluasi  hasil pelatihannya selama 12 hari berturut-turut,  kemudian setelah dinyatakan layak masuk tingkat berikutnya, maka terhadap peserta tersebut dilakukan proses penselarasan.   Demikian juga terhadap tingkat dan jenjang diatasnya sampai pada tingkat ke sembilan,  Evaluasi dan Penselarasan dilakukan 4 bulan satu kali (satu periode) dengan porsi latihan  minimal 24 kali latihan untuk masing-masing jenjang.   
                Penselarasan terhadap  para peserta Pra-Pemula sebagai salah satu syarat untuk naik ke tingkat Pemula,  proses yang terjadi terhadap peserta setara dengan proses perubahan konduktor  menjadi bersifat magnetic,  karena arus medan magnet merupakan sebuah peristiwa pertama kali di arahkan/dikenakan  (tune-in, interferensi, superposisi dan modulasi) terhadap tubuh peserta yaitu  berupa kumparan medan magnet gravitasi dari kedua daya (gravitasi alam semesta dan daya inti bumi). 
               Penyelarasan adalah suatu methoda untuk mengarahkan atau mengantarkan diri para peserta pelatihan Satya Buana untuk kembali kepada kondisi selaras, serasi dan seimbang baik jiwa maupun  raganya sesuai  dengan hukum kejadiannya.   Sebagaimana dengan hukum alam yang bersifat Sunatullah, penciptaan alam semesta telah diatur, ditata secara seimbang, serasi  dan selaras, termasuk juga penciptaan terhadap manusia.  Oleh karena ulah manusia itu sendiri maka terjadinya pergeseran  dan ketidak seimbangan dalam dirinya sebagai akibatnya timbulnya berbagai macam gangguan terhadap  jiwa maupun fisiknya yang disebut dengan sakit,   baik sakit mental, sakit fisik  maupun sakit spiritualnya.  Jadi hakekad penyelarasan adalah mengantarkan kembali para peserta kepada kondisi keselarasan dan keseimbangan tersebut.
   Penyelarasan dapat tercapai dengan baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
-     Kemauan yang kuat  dari  para peserta pelatihan untuk kembali kepada kondisi yang selaras, serasi dan seimbang.
-     Keikhlasan yang  kuat  dari para peserta pelatihan untuk bersedia dihantarkan kepada kondisi yang  serasi, selaras dan seimbang.
-     Keikhlasan     dan     kemauan  yang  kuat  dari penyelaras untuk mengantarkan para peserta pelatihan untuk kembali kepada kondisi yang selaras, serasi dan seimbang.
   Pada saat penyelarasan berlangsung fenomena fisika yang terjadi seperti putaran yang cepat dari pertemuan ke dua daya (gaya gravitasi alam semesta dan gaya gravitasi inti bumi) yang terjadi  secara mendadak  terhadap tubuh peserta akan membangkitkan  arus listrik secara spontan yang cukup mengejutkan kondisi non fisik  (proses fisiologis maupun  psichologis)  dalam tubuhnya bagai seseorang sedang kena stroom listrik tegangan tinggi, sehingga bagi peserta yang telah memiliki kepekaan bawaan tertentu atau gelombang listrik tubuh yang uncontrolable akan menimbulkan berbagai fenomena prilaku yang beragam, kadang-kadang muncul peristiwa atau prilaku diluar kelaziman tergantung pada potensi, jenis  dan kapasitas energi yang ia miliki.  Misalnya peserta bisa saja menjerit, menangis, mengoceh, kejang-kejang, mengeluarkan prilaku aneh, mengeluarkan berbagai jurus-jurus silat tertentu, berguling-gulingan ditanah, salto, atau ada yang biasa-biasa saja dan bermacam fenomena lainnya.  Hal seperti ini tidak perlu dicemaskan oleh para peserta, kondisi  ini mengindikasikan bahwa suatu proses pelepasan limbah jasmani dan rohani, mental spiritual sedang terjadi  (limbah penyakit jasmani dan rohani) yang telah mengganggu peserta sebelum ia masuk sebagai peserta. 
               Akan sedikit berbeda dengan kondisi yang dialami peserta  Tingkat Pemula dan tingkat diatasnya,  karena para peserta telah pernah melalui suatu proses penselarasan,  walaupun demikian tidak tertutup kemungkinan fenomena serupa yang di alami di tingkat Pra-Pemula bisa berlaku kembali terhadap peserta di tingkat dan jenjangnya,  namun  kekuatan elektromgnetiknya yang sudah selaras  tidak lagi terletak didalam tubuhnya, melainkan diluar tubuhnya yaitu di alam semesta.  
              Para peserta sebagai mikrokosmos hanya berfungsi sebagai kapasitor, katalisator, receiver,  konduktor,  transmitter dan dinamisator  sesuai dengan indeks area yang mampu diserap.   Penggunaan Hukum Gravitasi yang merupakan Sunatullah (Hukum/Ketentuan/Aturan  Allah) yang mengatur gaya tarik dari kedua daya alam semesta yang pertama kali dipahami manusia dan dapat dirumuskan secara matematis serta mendahului kaedah kemagnetan dan kelistrikan;  sekaligus merupakan gaya terahir dari rangkaian gaya yang berada dalam system energi  di alam semesta (Makrokosmos). 
               Ditingkat awal ini walaupun tiap sel tubuh peserta sudah berubah menjadi kapasitor,   tetapi tidak ada pancaran kesamping,  karena sirkuit medan listriknya merupakan sebuah sirkuit tertutup  dan energi kinetiknya sudah berubah menjadi energi potensial diluar tubuh perserta akibat gaya gravitasi dari kedua dua daya alam semesta.
   Kondisi Nol.
              Kondisi Nol adalah keadaan fisik dan jiwa/bathin yang terbebas dari segala beban.  Kondisi Nol dalam wujudnya adalah keadaan tubuh yang rileks,  kosong dari semua urusan yang melelahkan sehingga terasa luluh, ringan dan nyaman.   Untuk mencapai kondisi nol maka diperlukan persayaratan sebagai berikut:
   Posisi duduk, berdiri, atau berbaring dengan rileks.
 -      Kemampuan  melepaskan  semua  beban  tekanan, problema, urusan  pemikiran dan bathin yang membebani (kondisi Nol besar).
 -     Kemampuan mengatur pernafasan secara halus dan teratur.
   Grounding.
             Grounding adalah suatu system untuk menetralisir beban/muatan listrik yang berlebihan, kacau, labil  atau tidak normal dalam tubuh agar menjadi normal, stabil dan harmonis.  Sebagai mana kita maklumi didalam tubuh manusia terdapat muatan listrik yang kemudian kita kenal dengan istilah biolistrik/bioelektrik tubuh.  Bagi tubuh  orang yang sehat maka akan terjadi  keseimbangan muatan listrik dan gelombang listrik di seluruh jaringan  tubuhnya.  Namun akibat berbagai pengaruh dari dalam maupun luar (lingkungan) tubuhnya, gangguan  baik fisik maupun mental, pola hidup yang ia jalankan dalam kesehariannya,  maka terjadilah  ketidakseimbangan (Uncontrolable) muatan dan gelombang listrik dalam tubuhnya.   Ketidakseimbangan muatan dan gelombang listrik didalam tubuh tersebut menjadikan seseorang menjadi tidak normal atau kacau, atau sering disebut gangguan fisik atau psichologis sehingga kondisi manusia menjadi  sakit.  Untuk mengembalikan kondisi muatan dan gelombang listrik tubuh menjadi normal kembali (stabil, selaras,  seimbang) maka dapat ditempuh dengan cara  yang disebut dengan Grounding. 
   Grounding didalam Kepelatihan Satya Buana dilakukan dalam bentuk gerakan gesekan telapak kaki pada tempat yang basah atau lembab  (pasir, tanah, rumput) secara teratur.  Dengan cara gesekan terus menerus dengan pola gerak yang teratur, akan terjadi penetralan atau keseimbangan terhadap muatan dan gelombang listrik dalam tubuh yang menjadikan tubuh kembali normal atau sehat dari gangguan sakit akibat kekacauan biolistrik tersebut.  Grounding juga dapat dilakukan dengan berbaring dilantai atau tanah selama waktu tertentu dengan mengimajinasikan pusaran gravitasi bumi mulai dari pusat inti bumi menetralisir gelombang listrik yang tidak stabil dalam tubuh, karena bumi  merupakan tahanan terbesar (Arde) dalam menetralisir arus listrik  termasuk arus listrik yang sangat besar seperti petir.  Dengan catatan jika suhu tubuh sudah terasa dingin  segera dihentikan, karena   proses grounding  yang berlarut-larut dapat menyebabkan kondisi tubuh lemas.
   Grounding dapat berhasil dengan baik, dengan persyaratan sebagai berikut:
   -   Landasan tempat latihan rata dan lembab.
    -    Telapak   kaki  benar-benar digesekkan kelandasan berpijak, bukan diangkat.
    Imajinasi.
      Imajinasi adalah suatu tindakan untuk membayangkan sesuatu didalam otak sesuai dengan yang dikehendaki.  Bayangan sesuatu yang diimajinasikan adalah tidak terbatas, tergantung kepada imajinatornya.  Imajinasi dapat berupa bayangan yang bersifat sederhana seperti objek benda tunggal  sampai kepada objek yang paling rumit sekalipun.  Kumpulan materi atau nonmateri sebagai sasaran imajinasi  diyakini bayanganya sampai  dan terekan didalam otak yang merupakan sebuah kejadian yang nyata. Jadi imajinasi merupakan tindakan membayangkan sesuatu objek sasaran imajinasi yang terekam secara kuat  kehadirannya didalam otak, seakan-akan sesuatu objek sasaran imajinasi tersebut benar-benar ada.
     Untuk menghasilkan imajinasi yang baik, maka diperlukan beberapa syarat yakni:
      -    Kondisi otak dalam keadaan Nol Besar  (konsentrasi penuh/Alpha).
      -    Ada    Objek    yang     jelas   yang    menjadi   titik   sasaran   bayangan (imajinasi).
      -    Adanya  konsentrasi  yang   kuat  untuk  membentuk bayangan tersebut didalam otak.

Memahami Jurus Pemula

       Jurus pemula merupakan jurus dasar terdiri dari 10 jurus untuk memperkuat jasmani terutama untuk memperkuat tenaga dalam (biomagnet) dan bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit jasmani, sehingga perlu dipelajari mendalam karena jurus pada tingkatan yang lebih tinggi merupakan gabungan/modifikasi dari jurus pemula ini.  Arti dan manfaat 10 jurus gerak jurus Pemula dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jurus 1:
     Arti : menguatkan inti tenaga dalam.
   Manfaat : membuka simpul – simpul saraf yang tersekat terutama membentuk syaraf baru/pembuluh darah dalam tubuh kita.
    Jurus 2 :
Arti : memperbanyak      penyerapan    daya   inti    bumi   yang     berwarna putih kebiru  – biruan.
    Manfaat : menyembuhkan penyakit dari daerah perut sampai ke kaki.
Jurus 3:
Arti : memperbanyak   penyerapan      prana alam yang berwarna kuning keemasan.
Manfaat : menyembuhkan penyakit dari daerah perut sampai ke ubun-ubun.
Jurus 4:
Arti : menggabungkan      daya    inti   bumi   dan   prana alam dalam tubuh kita secara seimbang melalui proses penyerapan daya inti bumi dan prana alam.     
Manfaat : menyembuhkan penyakit dari daerah perut ke bawah sampai anggota kaki dan ke atas sampai ubun – ubun.
Jurus 5:
Arti : menghidupkan generator listrik otak.
Manfaat : memperbaiki  dan  menyembuhkan sistem jaringan otak dan keseimbangan otak.
Jurus 6:
Arti : membuka dan menghidupkan generator/cakra diseluruh tubuh.
Manfaat : memperkuat organ-organ vital tubuh yang terletak pada 7 titik cakra mayor seperti alat reproduksi, ginjal, hati, pankreas, empedu, jantung, paru-paru, dan kelenjar pada tenggorokan, hidung dan otak.
Jurus 7:
Arti : mempertajam hasil olahan penyerapan daya inti bumi.
Manfaat : menyempurnakan penyembuhan penyakit dari daerah perut ke bawah anggota kaki.
Jurus 8:
Arti : mempertajam hasil olahan penyerapan prana alam.
Manfaat menyempurnakan   penyembuhan penyakit dari daerah perut sampai ubun-ubun.
Jurus 9:
Arti mempertajam hasil olahan jurus 4.
Manfaat menghidupkan anti body dan menyempurnakan metabolisme tubuh.
Jurus 10:
Arti :proses   yang terjadi dari hasil olahan jurus 1 sampai jurus 9 kita pertahankan bekerja dalam tubuh kita dengan hanya berpasrah diri kepada Allah SWT.
Manfaat : tubuh menjadi segar, bersemangat dan penuh percaya diri.

Penjelasan dari masing-masing  jurus adalah sebagai berikut :

     1.   Penyelarasan Diri Terhadap Daya Inti Bumi dan Prana  Alam     (Jurus-1 Pemula).   

Falsafah Niat Jurus Satu pada  Jenjang Pemula ini meruypakan persiapan bagi para peserta selaku mikrokosmos untuk menyesuaikan diri terhadap frekuensi medan magnet dirinya terhadap Medan Magnet Makrokosmos (Alam Semesta).  Medan magnet  daya gravitasi bumi  bersifat daya  tarik kebawah dengan gaya putarnya searah dengan jarum jam.   Sedangkan Medan Magnet Gravitasi Alam Semesta  (Galaksi Bima Sakti/Makrokosmos)  bersifat  daya tarik keatas dengan gaya putar berlawan dengan arah jarum jam.  Mikrokosmos kemudian telah dibalut  atau diselimuti oleh simpul-simpul tebal yang bermuatan medan elektromagnetik sehingga kemungkinan mikrokosmos menjadi bermuatan elektromagnetik menjadi lebih besar dan telah siap untuk digunakan berubah menjadi konduktor (penghantar arus listrik dan magnet).  

2.   Penyerapan Daya Inti Bumi dan Prana Alam  (Jurus-2 dan 3  Pemula).

Falsafah Niat Jurus  Dua  pada  Jenjang Pemula ini  dimaksudkan bahwa Medan Magnet Grarvitasi Bumi dan Medan Magnet Gravitasi Alam Semesta (Makrokosmos) diserap oleh Reseptor  (syaraf-syaraf) kepekaan yang berada di permukaan kulit tubuh peserta untuk diteruskan ke Kapasitor Cakra Husada,  melewati saluran syaraf yang mampu  bermuatan listrik.   Melalui tingkat konsentrasi penuh,  maka akan terasa terbukanya simpul-simpul  urat syaraf  yang bermuatan medan listrik tersebut,  dalam keadaan seperti ini syaraf menjadi terpolarisasi oleh stimulus yang berasal dari ke dua daya  yang saling berkerja berlawanan arah tersebut. 
Pada saat peserta melakukan Gerak Jurus Menyerap Daya Inti Bumi,  maka dalam tubuh perserta selaku mikrokosmos yang bermuatan medan magnet dengan tekanan negatif, akan mengalami  proses berlakunya Hukum Putaran Cycloon Dibelahan Selatan Khatulistiwa,  yaitu dari tekanan yang bermuatan positif searah dengan jarum jam masuk menuju daerah bertekanan negative.  Inti bumi dari bawah naik ke atas berbentuk  tabung  cycloon  tak terhingga    serentak membentuk krucut terbalik dengan daya hisap dari arah atas kembali ke bumi. 
Sebaliknya pada saat menyerap daya gravitasi alam Semesta/Makrokosmos (Energi Prana Alam),  maka peserta selaku mikrokosmos merupakan  daerah yang bertekanan negative  dan  akan mengalami proses masuknya medan magnet seperti berlakunya Hukum Putaran Cycloon Dibelahan Utara Khatulistiwa,  yaitu dari tekanan yang bermuatan positif turun berputar  berlawan arah jarum jam menuju  daerah bertekanan negative.   Gravitasi Alam Semesta (Gravitasi Prana Alam) akan berbentuk Tabung Cycloon turun dari wilayah tak terhingga diatas bumi diikuti terbentuknya krucut cycloon dengan daya hisap dari bumi kembali ke atas menuju wilayah tak terhingga  (Black Hole/ Supercluster).

     3.  Penyeimbangan  Kedua  Daya  (Daya  Inti  Bumi  dan  Daya  Prana Alam) dalam Proses Penyatuan Terhadap  Diri Peserta (Jurus-4  Pemula).

Dosis medan magnet disesuaikan dengan kapasitor (komponen penyimpan muatan listrik)  yang dimiliki oleh mikrokosmos/peserta,  dengan proses timbulnya gelombang magnet antara gerakan pertemuan dua belah tangan di atas kepala, turun ke Cakra Husada,  kemudian terpencar ke seluruh tubuh,   selanjutnya berujung di titik simpul/syaraf akupuntur otak.  Medan magnet ini  hidup  dan berpendar terus sepanjang proses terbentuknya arah medan magnet mikrokosmos yang telah berselaras  terhadap makrokosmos. 
Selama proses ini berlangsung,  kondisi mikrokosmos/peserta  bagaikan kepompong yang baru terbentuk dengan serat gelombang medan magnet Cakra Husada sebagai kapasitor, maka dalam proses ini   akan  berlaku  kaedah Hukum  Kekekalan Energi,  yakni  C  =  Ek +  Ep.  Dimana akan selalu terjadi pertukaran antara Energi Kinetik/Gerak  dengan Energi Potensial/Gravitasi yang jumlahnya selalu konstan.  
Energi Kinetik yang diperoleh peserta tersimpan dalam rangkaian Energi Gravitasi dari dua daya yang mampu di persiapkan oleh peserta,  dengan kata lain Kapasitor Husada bisa menjadi   “Nol Besar  yang tak terhingga”  dan Tenaga Potensial Gravitasi  yang bekerja mulai dari fisik tubuhnya sampai ke indeks  area yang mampu dikuasainya  (lingkaran tabung tak terhingga yang berputar berlawanan arah dari ke dua daya gravitasi disekeliling tubuh peserta pelatihan).   Kondisi  “Nol Besar” disini dapat di setarakan dengan  “Kondisi Netral  atau  Seimbang”,  dimana dalam kondisi seimbang  (Nertral) maka Potensial Energi yang tersimpan sama dengan  "Tak Terhingga  { ~  }. 

4.  Menghidupkan Generator Daya Inti Bumi Dan Prana Alam Yang Berpusat Di Otak  (Jurus-5  Pemula).    
      
Setelah kedua daya bersatu dalam tubuh peserta (mikrokosmos) sesuai dengan dosis power dan jenjang masing-masing  perserta,  dan saat itu  peserta sudah siap untuk berperan sebagai bahan bakar guna menggerakkan generator yang berpusat di otak untuk menghidupkan arus listrik di dalam tubuh.   Pada saat itu kumparan energi menyelimuti tubuh peserta pelatihan yang diputar oleh medan magnet  kedua daya,  fluksmagnetnya akan terpotong akibatnya terjadi tegangan induksi.  Generator yang berputar berarti kumparan tubuh peserta pelatihan berputar dengan energi mekanik kemudian  berubah menghasilkan energi listrik.
Didalam jurus lima ini,  gerak traslasi/gerak lurus yang dilakukan sebelumnya akan diubah  menjadi  gerak rotasi/gerak berputar,  sehingga analog dari semua rumus fisika berlaku  juga dijurus ini.  Posisi kaki dan bahu yang diam berfungsi sebagai Stator,  sedangkan kaki dan bahu lainnya yang berputar disebut sebagai Rotor.   

     5.  Menghidupkan Tujuh Titik Cakra Mayor (Jurus-6  Pemula).

Arus listrik dari generator yang  telah berputar hasil dari pelaksanaan jurus lima, saat ini telah siap untuk digunakan untuk menyalakan titik/simpuls-simpuls syaraf  hubungan listrik  yang berada di  tujuh  titik cakra mayor.  Dimana medan listrik ke tujuh titik cakra mayor ini akan merangsang aktivitas subsistem lain yang belum bergerak/beroperasi/proses penyembuhan atau pemulihan.  Seperti halnya titik simpuls syaraf dada/syaraf jantung dapat dipergunakan untuk mengalokasikan listrik ke bermacam subsistem di wilayah dada. 

     6.  Mempertajam  Penyerapan  Daya  Inti  Bumi dan  Prana  Alam,  serta  Menyeimbangkan Kedua Daya  (Jurus 7, Jurus 8  dan Jurus  9 - Pemula).

Jurus ini merupakan pengulangan dari gerakan jurus dua, tiga dan empat yaitu mempertajam proses penyerapan Daya Inti Bumi dan Prana Alam serta penyempurnaan penyeimbangan dari Kedua Daya.  Hanya pada pencapaian kesimbangan ini kelebihan medan magnet akibat gesekan kedua lengan langsung dihantarkan ke pusat asal  tekanan masing-masing daya ke atas dan kebawah.  

     7.   Mengunci Hasil Olahan Jurus 1 s/d Jurus 9 (Jurus 10-Pemula).

Jurus sepuluh ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kebocoran/dispersi medan listrik yang sudah terbentuk,  saat ini tubuh peserta analog dengan sirkuit medan listrik tertutup (sirkuit arus listrik terutup).  Seluruh sel tubuh berubah menjadi Kapasitor.  Medan listrik yang berpusat di Cakra Husada terkunci dan akan tersimpan sebagai energi yang siap pakai.  Pada saat itu energi tubuh peserta (mikrokosmos) sudah merupakan bagian mutlak dari system energi makrokosmos  (alam semesta).